Kebanyakan dari mereka membutuhkan tempat untuk pelarian, pelampiasan dan perlindungan dari masalah yang dihadapi. Sudah banyak kisah pelaku atau yang hampir bergabung dengan kelompok teroris akhirnya tersadar kemudian menceritakan kembali pengalamannya.
Salah satunya seorang model asal Inggris Kimberley Miner menceritakan bagaimana doktrin ideologi terorisme bisa mengubah dirinya dari gadis model yang glamor sampai menjadi seorang jihadis.
Miner mengaku jika dia dipersiapkan dan diindoktrinasi secara daring oleh perekrut ISIS Naweed Hussain. Hussain sendiri akhirnya tewas dalam serangan udara yang menghancurkan ISIS di Suriah.
Dia mengatakan, Hussain ingin menjadikan dirinya sebagai 'Janda Putih' berikutnya dan mengikuti jejak Sally Jones, seorang ibu asal Inggris yang rela mengorbankan hidupnya sebagai jihadis ISIS.
Awalnya Miner mengaku kesepian setelah mengalami keguguran dan putus dengan tunangannya. Dia pun menyadari bahwa dirinya tidak menggunakan media sosial dengan benar, sampai dia menjadi lajang dan kesepian.
Hussain kemudian datang menawarkan uluran tangan sebagai teman di jejaring Facebook. Hussain digambarkan kerap menyanjung sehingga meningkatkan kepercayaan dirinya. Bahkan hussain bisa meyakinkan Miner untuk mengubah namanya menjadi Aisha Lauren al-Britaniya.
Selanjutnya Miner dalam waktu singkat sudah menjadi endorser ISIS. Ia menyebarkan aneka konten provokatif ISIS, sampai video aksi-aksi pemboman.
Misalnya, korban atau sasaran adalah orang yang tengah mempunyai masalah. Lalu pelaku melakukan pendekatan, bersimpati, dan memberikan jalan keluar. Selanjutnya pelaku memberikan aneka janji kebahagiaan, dari kehidupan duniawi sampai kehidupan di surga.Â
Berikutnya pelaku akan melakukan isolasi terhadap korbannya. Di situlah pelaku meningkatkan kepercayaan diri korban, serta mengubah sikap dan perilaku korban.
Apa yang dialami oleh Miner bisa saja terjadi kepada kita maupun keluarga dan orang-orang terdekat. Oleh karena itu penting sekali untuk saling melindungi agar rongrongan brainwashing terorisme dan radikalisme tidak merasuki dan bisa dicegah.