Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukan Soal Popularitas, Ini Hanya Solidaritas yang Melampaui Batas

2 Maret 2021   23:57 Diperbarui: 3 Maret 2021   05:07 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi. sumber dokpri

Terdapat kekuatan yang menyatukan dan energi yang menggerakkan. Ada semacam rasa berbagi yang menghubungkan kami. Bukan karena popularitas atau nama besar yang akan tersemat.

Aku menyebutnya dengan Solidaritas. Umumnya solidaritas itu lahir ketika kita berada dalam komunitas. Namun uniknya bagiku adalah rasa solidaritas satu ini tercipta dari sebuah komunitas yang anggotanya tak saling jumpa.

Lagi-lagi aku harus mengakui bahwa pengalaman ini sarat makna dan akan terus terkenang sepanjang masa. Kalau kata pak Krishna, menulis itu memperpanjang usia. Artinya meskipun nanti sudah tiada, sebuah tulisan akan tetap mengabadikan eksistensi kita.

Kompasiana adalah blog berjamaah yang anggotanya bisa dari mana saja. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga dari mancanegara. 

Sebut saja mbak Henie Triana yang tinggal di Jerman, lalu ada juga mbak Widz Stoops yang berdomisili di USA. Mereka berdua ikut larut dalam Solidaritas yang melampaui batas.

Faktanya adalah dimanapun kita berada, selama satu rasa bisa mengalahkan jarak antardunia. Dimanapun kita tinggal, selama satu rasa dapat menghancurkan tembok pemisah.

Bicara soal rasa itu tidak bisa dipaksa. Rasa cinta itu ada sebelum kata cinta. Demikian halnya rasa benci itu ada sebelum kata benci. Rasa takut itu ada sebelum kata takut dan rasa senang itu ada sebelum kata senang.

Dengan kata lain rasa itu sifatnya jujur. Kalau kamu cinta kepada seseorang sedangkan orang tersebut tidak cinta sama kamu, maka rasa cinta kamu kepadanya tidak bisa dipaksakan.

Tentunya tidak ada paksaan bagi kami dalam menulis kisah pak Tjipta dan bu Lina. Rasa solidaritas yang terbukukan dalam "150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi" merupakan representasi dari kejujuran hati dan ketulusan pribadi.

Di bagian akhir tulisan ini aku mengucapkan terima kasih kepada pak Tjipta dan bu Lina atas kesempatan yang telah diberikan untuk berkontribusi. Terima kasih juga telah melukiskan pengalaman bermakna diatas kanvas kehidupan saya.

"Tak ada ketenaran yang bersifat kekal, hanya sebuah tulisan mampu mengabadikan kehidupan" The Architect

-AP-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun