Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Pemimpin yang Tahan Krisis

6 Agustus 2020   16:39 Diperbarui: 6 Agustus 2020   16:37 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak dapat dipungkiri bahwa peranan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap berjalannya sebuah organisasi. Apalagi di masa sulit seperti saat ini, seorang pemimpin di sebuah perusahaan atau organisasi banyak mendapat ujian bertubi-tubi. Situasi krisis menuntut seorang pemimpin harus  cepat, cermat dan tepat dalam mengambil keputusan. 

Sudah banyak sekali buku atau literatur yang telah mengangkat tema tentang 'kepemimpinan'. Faktanya tidak ada ilmu dan pedoman baku menjadi seorang pemimpin karena kompleksitas karakter, nilai, tipe kepribadian, pengalaman dan adat istiadat atau budaya yang harus dirangkai menjadi sebuah seni memimpin yang indah. Memimpin adalah sebuah karya seni, oleh karenanya idealisme dan ideologi seseorang sangat berpengaruh terhadap cara dia memimpin.

Memimpin artinya kemampuan menggerakkan seseorang atau banyak orang (kolektif) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Maka syarat menjadi seorang pemimpin yang pertama adalah memiliki kemampuan 'menggerakkan' kedua memiliki 'pengikut' dan  ketiga memiliki 'tujuan'. 

Pada dasarnya kita semua adalah seorang pemimpin, minimal kita menjadi  pemimpin atas diri kita sendiri. Apabila kita mampu mengendalikan, mengarahkan dan menggerakkan diri sendiri menuju pada visi yang kita bangun, maka sudah layak kita disebut sebagai pemimpin. Sebaliknya jika kita tidak mampu mengendalikan diri, hidup tidak memiliki arah tujuan yang berarti, dan selalu merasa rendah diri, maka artinya kita gagal menjadi pemimpin. 

Hal tersebut diatas sebenarnya memiliki korelasi erat dengan salah satu ayat di dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 30 dimana Allah Swt berfirman :

" Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, " AKU hendak menjadikan khalifah di bumi " Mereka berkata " Apakah ENGKAU hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih dan memuji MU dan mensucikan nama MU?" Allah berfirman " Sungguh AKU mengetahui apa yang tidak kamu ketahui "

Dalam berbagai referensi arti kata Khalifah adalah pengganti / pemimpin / penguasa / pengelola. Jadi jelas sebenarnya setiap manusia yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi adalah seorang pemimpin. Setiap manusia memiliki DNA kepemimpinan di dalam dirinya yang secara otomatis menjadi satu paket keutuhan sejak dia dilahirkan di dunia.

Berikut saya rangkum 'Lima Pilar Kepemimpinan' versi The Architect yang mungkin bisa anda jadikan referensi atau bahkan aplikasikan agar menjadi seorang pemimpin yang tahan terhadap berbagai tantangan, situasi dan kondisi apapun termasuk dalam keadaan krisis seperti sekarang.

Pilar pertama Passion

Seorang pemimpin harus memiliki passion yang kuat. Passion adalah sesuatu atau kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang karena seseorang senang melakukannya dan membuatnya terus bergerak (move). Contoh dari passion antara lain Hobi, Minat dan Bakat, Benda atau Barang, Seseorang, dan Pekerjaan. Passion menjadi pilar pertama karena memberikan kekuatan kepada seorang pemimpin untuk membawanya bergerak ke arah dan tujuan yang diinginkan. 

Passion juga menciptakan spirit motivasi kepada siapapun yang menjadi pengikutnya. Kunci utama dalam membangun passion adalah konsistensi. Lalu bagaimana caranya seorang pemimpin menemukan passionnya adalah dengan menciptakan visi dan selalu mengarahkan kehidupannya di dalam positive state. Tak peduli seberapa ekstrim sebuah passion dibuat, selama seorang pemimpin konsisten terhadap passionnya dan tidak berbelok arah ditengah jalan, maka dia sudah setengah jalan menuju keberhasilan.

Kunci passion/flton.org
Kunci passion/flton.org
Pilar kedua Mindset

Mindset adalah suatu rangkaian pemikiran yang membentuk kebiasaan berpikir dari individu atau disebut dengan istilah 'pola pikir'. Kalau seorang pemimpin memiliki pola pikir yang 'ngaco' maka gaya kepemimpinannya juga pasti 'ngaco'. Sebagai contoh seorang pemimpin hanya menuntut dan memaksa teamnya agar memberikan hasil atau mencapai target tetapi tidak melihat potensi dan proses apa saja yang harus dilakukan, tidak memberikan solusi atas kendala yang dihadapi. 

Idealnya seorang pemimpin seharusnya berfokus pada monitor dan kontrol terhadap proses yang dikerjakan oleh bawahan, karena proses yang baik berbanding lurus dengan hasil positif. Dengan memahami proses, maka secara otomatis pemimpin dapat memperoleh hasil sekaligus mampu melakukan evaluasi perbaikan jika dirasa ada yang kurang. Pemimpin selalu mengajak pengikutnya untuk menikmati setiap moment perjalanan karena hasil hanyalah implikasi dari sebuah proses. 

" Leader don't force people to follow, they invite them to a journey " (Charles S. Lauer)

Pilar ketiga Attitude

Attitude adalah adalah sikap, perilaku atau tingkah laku seseorang dalam melakukan interaksi dengan orang lain yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap tersebut. Attitude juga dapat diartikan sebagai cara pandang atau way of life seseorang dalam kehidupannya. Seorang pemimpin pastilah memiliki lingkaran pengaruh tergantung dari banyak sedikitnya pengikut atau anggota di sekelilingnya. 

Lingkaran pengaruh ini akan bertumbuh semakin membesar seiring dengan kemampuan pemimpin dalam membawa semua pengikutnya untuk terus maju dan mencapai garis finish. Seorang pemimpin adalah orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan atau bisa dibilang memiliki 'Power' dan oleh karenanya pemimpin yang baik adalah pemimpin yang 'memberi' bukan memaksa. 

Pilar keempat Communication

Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti. Secara harafiah, definisi komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi.

Komunikasi secara umum bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang lain. Penting sekali bagi seorang pemimpin untuk bisa mengkomunikasikan semua instruksi dan arahan dengan baik. Berhentilah menjadi pemimpin yang gemar menciptakan teror dan intimidasi karena pada dasarnya tidak ada satupun manusia di dunia ini yang senang bekerja atau hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan kekhawatiran.

ilustrasi komunikasi/bluscape.com
ilustrasi komunikasi/bluscape.com
Pilar kelima Emotional Intelligence

Ada sembilan kecerdasan manusia berdasarkan konsep psikoanalisis

  1. Logical Intelligence. Kecerdasan dalam berlogika, berhitung, dan berkalkulasi.
  2. Interpersonal Intelligence. Kecerdasan interpersonal yakni kemampuan dalam mengenali diri sendiri. Misalnya anda sedang tidak suka dengan sebuah kondisi atau orang lain, maka kecenderungan orang awam pasti marah. Namun bagi seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal, mereka mampu untuk memilih respon apa yang paling tepat karena kemarahan dianggap hanya sebagai bentuk pilihan respon atau tindakan. Pilihan lainnya adalah dengan tidak marah melainkan bisa dengan memberikan nasihat untuk mengubah keadaaan menjadi lebih positif.
  3. Intrapersonal Intelligence. Kecerdasan intrapersonal yakni kemampuan berempati terhadap orang lain. Seseorang yang memiliki kecerdasan intrapersonal bisa sangat peka terhadap emosi orang lain. Hal ini cukup penting sehingga kehidupan sosial anda menjadi menyenangkan
  4. Spiritual Intelligence. Kecerdasan yang berkaitan dengan aspek spiritualitas seseorang misalnya untuk apa dia diciptakan, darimana asal alam semesta tercipta, dan lain sebagainya
  5. Spacial Intelligence. Kecerdasan spasial yakni kemampuan dalam merancang bentuk, desain, dan bangunan. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh seorang arsitek atau desainer eksterior dan interior bangunan
  6. Naturalist Intelligence. Kecerdasan hayati yaitu kemampuan seseorang dalam  menguasai segala hal yang berkaitan dengan biologi, ekosistem, lingkungan dan lain-lain
  7. Musical Intelligence. Kecerdasan musikal yaitu kemampuan dalam menangkap dan menyambungkan jenis nada dan irama. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh musisi dan pelaku seni musik
  8. Linguistic Intelligence. Kecerdasan verbal yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dengan kata-katanya.
  9. Bodily Kinestetic Intelligence. Kecerdasan fisik yaitu kemampuan seseorang dalam mengolah gerak tubuh secara optimal. Kecerdasan fisik biasanya dimiliki oleh atlet olah raga.

Beruntungnya bagi kita tidak harus mempunyai kesembilan jenis kecerdasan diatas. Pasti ada salah satu yang lebih menonjol di dalam diri kita. Tetapi dalam konsep menjadi seorang pemimpin, maka setidaknya kita harus memiliki dua jenis kecerdasan yaitu kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Dua jenis kecerdasan itu jika digabungkan menjadi 'Kecerdasan Emosi' (Emotional Intelligence) yaitu kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi diri dan memahami emosi orang lain. 

" Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu mencetak pemimpin-pemimpin baru di masa depan " The Architect

-AP-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun