Hay semuanya, alhamdulillah kita ketemu lagi yah! Sudah berapa lama nihh kita gak ketemu? Agaknya lumayan lama yah, ternyata. Kalian kangen gak si sama tulisan-tulisan aku? Kalian kangen gak si sama celotehan-celotehan kehidupan yang ku jalani? "Ehmmm kangen banget tahu! Udah lama gak lihat dan baca tulisan-tulisan kamu!"Aaaa..sini, sini!kali ini, aku mau cerita banyak soal kehidupanku. Kamu juga boleh banget bertanya lhoo yaa.
Oke, hampir dua bulan lebih aku banyak sekali mengalami kejadian-kejadian yang tak pernah aku inginkan dalam hidupku. Banyak sekali hal yang membuat aku lagi dan lagi mengeluh tentang ini dan itu. Lagi, dan lagi aku selalu terlarut dalam pikiranku sendiri. Lagi dan lagi aku berulangkali berfikir bahwa "kenapa si tuhan menempatkan aku ditempat yang malah membuat diri aku merasa tak berharga? Kenapa si, aku bertemu dengan orang-orang yang malah membuat diri aku menjadi sosok yang begitu menderita dikehidupanku sendiri? Kenapa si aku selalu jadi overthinking memikirkan kehidupanku sendiri, yang makin hari demi hari malah buat diri tak mampu menghadapinya?" dan masih banyak lagi yang membuat diri ini jadi sosok yang selalu menyalahkan keadaan, menyalahkan tuhan, dan bahkan menyalahkan diri sendiri atas setiap keputusan yang diambil.
Well, memang si selama dua bulan itu aku banyak sekali merasakan perasaan-perasaan yang membuat hidup diri ini sangat kacau, runyam, keberhargaan diri terancam, sampai-sampai aku pernah memikirkan kalau aku ingin menghilangkan diri aku! Apaan si, gitu aja lebay banget. Masa sampai berfikiran menghilangkan diri sendiri! Iya, si kalau difikir-fikir, itu adalah pemikiran yang sangat-sangat lebay juga bodoh. Tapi, waktu itu, kan posisinya aku gak bisa berfikir positif, aku udah terlalu terlarut dalam pikiran masalah yang aku hadapi, aku udah gak bisa lagi menahan dorongan sebuah problematika, yang makin kesini itu makin besar, gitu.
Jadi, pikiran-pikiran untuk menghilangkan diri, itu datang menyelinap dan membungkus pikiranku, tapi beruntungnya, aku lebih memilih untuk menghilangkan diri secara kasar. Bukan secara halus. Maksudnya gimana? Maksudnya itu, aku menghilangkan diri dari sosial media. Bukan!bukan menghapus semua akun sosial media yang ku punya, tapi aku jadi jarang banget berinteraksi dengan orang-orang melalui sosial media, dengan tulisan-tulisan aku, dan dalam beberapa waktu itu, tuh aku sangat jarang banget membagikan cerita-cerita aku, pelajaran yang aku dapatkan setiap harinya, atau sekedar menuliskan cerita lelucon, yang mungkin membuat teman-teman senang bacanya, merasa terhibur, merasa ditemani. Tapi, bener-bener waku itu tuh, gak ada yang bisa dituangkan dari pikiranku. Karena kepalaku sudah terlalu sesak dengan masalah yang sedang aku hadapi itu. Bukannya, aku tidak mencoba untuk menuangkannya, tapi aku mencobanya, tapi, tetap saja aku tak bisa banyak menuangkannya, seperti hari ini, dan lebih parahnya, tulisan yang aku buat saat itu, itu menghilangkan satu khas ciri dari setiap tulisan-tulisanku.
Dan di dua bulan itu, cuma satu yang pengen aku lakukan, yaitu menangis, mengeluarkan air mata, mengungkapkan apa yang kurasakan, kepada seseorang. Tapi sayangnya, berulangkali aku harus menangis sendirian, dipojok ruangan, dalam kesunyian, beberapa kali pun aku menangis dalam keramaian, Cuma tak terdengar suara isakan tangisannya. Disitu, aku benar-benar merasa aku tidak pernah bisa tegar kek orang-orang, aku merasa bahwa aku gagal dalam fase ujian ini, dan di dua bulan terakhir, saat itu aku benar-benar muak dengan semuanya, aku udah gak bisa lagi sok-sokan menguatkan diri sendiri, udah gak bisa menahan bendungan masalah lagi, yang hampir terbobol, dan sore itu juga, aku menghubungi satu orang, disitu, aku benar-benar menumpahkan tangisan ini, perasaan ini, ketidakkuatan ini, kelemahan ini, ketidaksanggupan ini. Dan kalau diingat sekarang, lebay juga yah ternyata, dateng-dateng menghubungi hanya untuk sekedar menangis.
Dan, setelah itu aku benar-benar mengambil keputusan yang menurutku demi diriku sendiri, aku mengambil keputusan itu. Dan pelajaran yang aku dapatkan selama dua bulan itu adalah saat kita sudah lagi tidak kuat menahan sesuatunya, jangan pernah sekali-kali kita mencoba untuk tetap menahan sesuatunya. Karena, ketika kita malah tetap menahannya, itu hanya akan menjadi masalah yang kompleks buat diri kita.Â
Well, itu aja cerita aku kali ini, semoga ada manfaat dari apa yang aku tuliskan disini, dan jangan lupa nantikan cerita-cerita kehidupanku selanjutnya, yah! bye-byeeeeee...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI