Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Membiasakan yang Benar Bukan Membenarkan yang Biasa

9 Januari 2023   16:14 Diperbarui: 9 Januari 2023   19:57 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memakai masker pasca Covid bisa dikategorikan perilaku yang dinamakan membiasakan yang benar.

Nah bagaimana pula makna membenarkan yang biasa. Anda sudah tahu yang biasa itu tidak selalu benar.

Contoh aktual jelas terlihat pada orang yang biasa menengak minum keras. Karena sudah biasa maka terjadilah pembenaran.

Seandainya anda masih bingung bisa di tambahkan disini bahwa ada nilai istiqomah (terus menerus) pada "membiasakan yang benar." Yakin suatu kebajikan yang dilakukan benar dari sisi Agama maka wajib diamalkan menjadi kebiasaan. 5 Rukun Islam  adalah kebenaran hakiki.

Sebaliknya pada kalimat "membenarkan yang biasa" justru yang biasa itu apakah sudah benar benar baik. Baik dalam arti perilaku ( sikap) tersebut sudah menjadi kesepakatan masyarakat.

Bisa jadi yang biasa itu walaupun hanya terjadi pada satu periode kehidupan dianggap benar namun dalam perjalanan waktu bisa jadi berubah menjadi kebiasaan salah alias tidak sesuai lagi dengan etika pergaulan.

Membenarkan memiliki konotasi negative apalagi bila menjadi membenar -  benarkan .  Istilah sono nya Justifikasi. Sesuatu yang salah bila dilakukan terus menerus  tanpa ada perbaikan (koreksi) dianggap pembiaran sehingga akhir menjadi “benar”

Sebaliknya kosa kata membiasakan dinilai positif. Kosa kata ini merupakan anjuran untuk berbuat baik.  Membiasakan lanjutan dari pepatah kuno alah bisa karena biasa. Jadi tepat sekali bila dilengkapi menjadi membiasakan kebenaran.

Anda sudah tahu contoh menunaikan zakat fitrah menggunakan uang tunai (cash). Kenapa tidak dengan butiran beras yang diyakini tepat sasaran karena sesuai kebutuhan pangan saudara dhuafa.

Tulisan ini terinspirasi pada bincang Sabtu 7 Januari 2023 bersama sobat tenis meja perumahan BHP. Mas Aris ASN Kemenkeu, Haji Sopyan Pilot Senior dan Kang Bambang Nugraha Pengurus Masjid Baitur Rahman merangkap pelatih pimpong.

Awak terkesan ucapan Mas Aris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun