Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mudik Batal

20 April 2021   09:13 Diperbarui: 20 April 2021   09:28 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi : CNN Indonesia

Yaqin batal mudik. Keputusan pribadi ini akan disampaikan kapada teman teman sekampong.  Ya biar suasana enak,  diundang saja bukber di rumah kontrakan Haji Rosyid. 

Syarat utama berkumpul tidak lebih 5 orang jaga jarak dan pakai masker.  Tujuannya  agar kerumunan tidak dibubarkan Pak Satpam.  Mukidi menyiapkan makanan dan minuman spesial berbuka di 8 Ramadhan bertepatkan peringatan hari lahir mantan kekasih hati.

Menjelang 27 menit bedug maghrib telah hadir para undangan. Merekalah Lek Tulus, Mas Gembrong, Sutopo bin Supoto dan Haji Rosyid.  Tidak semua diundang hanya perwakilan orang sekampong yang berniat mudik.

"Mematuhi nasehat orang tua adalah kewajiban   utama".

Itulah awal kata pembuka sahibul bayt. Lebih lanjut Mukidi memperlihatkan surat Si Mbok. Hadirin diam terpaku sribu basa.   Begitu pandainya Mr M ber orasi dengan segala perasaan sehingga tetamu ikutan terharu.  Inilah  semacam kultum menjelang berbuka puasa.  Tampaknya teman sekampong paham alasan Mukidi Batal Mudik.

Hanya saja seperti biasa Staf Khusus si Mas Sutopo kalau tidak bicara bisa sakit jantung dia.

"saya pikir Pak Presiden Jokowi bisa menggunakan strategi Ibunda Mas Mukidi.  Ini cara terampuh melarang mudik dikaitan kepatuhan kepada orang tua"

Hadirin terbengong bengong terutama Lek Pucet, wajahnya terlihat tambah pias mendengar usulan nyeleneh Sutopo.

 "Maksud saya begini : Presiden menghimbau seluruh ibu ibu di desa mengirm surat atau sms atau wa atau telepon langsung agar anak anak diperantauan dengan pesan jangan mudik"

Haji Rosyid tertawa terbahak  bahak sehingga sorbannya jatuh sambil berucap.

"wes setuju ora mudik, tapi jangan lupa yang mudik duit te saja "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun