Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Batal Mudik

10 Mei 2020   11:48 Diperbarui: 10 Mei 2020   12:06 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama perjalanan hidup mendekati usia 36 Mukidi belum pernah satu kalipun membantah larangan Si Mbok Mulia. Satu saja mungkin nasehat si Mbok yang bukan dibantah tetapi sementara belum terpenuhi. Yaitu berkeluarga. 

Soal berkeluarga ini menjadi rahasia berdua antara Mukidi dan Sang Ibunda. Sedangkan nasehat rajin sholat wajib di awal waktu dan berjamaah di masjid sudah di kerjakan Mukidi sejak menginjakkan kaki pertama kali di Ibukota.

Kalau hanya aturan pemerintah atau makhluk manusia lainnya Mukidi bisa membantah dengan segala argumentasi seandainya regulasi itu tidak bersesuaian dengan nalar. Nasehat Si Mbok wajib dipatuhi dan ditaati sepenuh hati. Redha Allah SWT  berdasarkan redha Orang Tua kandung apalagi Ibunda yang telah mengadung dan melahirkan sampai mendidik membesarkan sehingga menjadi orang. 

Yaqin batal mudik. Keputusan pribadi ini akan disampaikan kapada teman teman sekampong.  Ya biar suasana enak,  diundang saja bukber di rumah kontrakan Haji Rosyd.  Syarat utama berkumpul tidak lebih 5 orang jaga jarak dan pakai masker.  Tujuannya  agar tidak dibubarkan Pak Satpam. Mukidi menyiapkan makanan dan minuman spesial berbuka di 17 Ramadhan bertepatkan peringatan turunnya Kitab Suci Al Qur'an.

Menjelang 27 menit bedug maghrib telah hadir para undangan yaitu  Lek Tulus, Mas Gembrong, Sutopo bin Supoto dan Haji Rosyd.  Tidak semua diundang hanya perwakilan orang sekampong yang berniat mudik.

"Mematuhi nasehat orang tua adalah kewajiban  nomor satu".

Itulah awal kata pembuka sahibul bayt. Lebih lanjut Mukidi memperlihatkan surat Si Mbok. Hadirin diam terpaku,  Begitu pandainya Mr M berorasi dengan segala perasaan sehingga tetamu ikutan terharu.  inilah  semacam kultum menjelang berbuka puasa.  Tampaknya teman sekampong paham alasan Mukidi Batal Mudik.

Hanya saja seperti bisa Staf Khusus Mas Sutopo kalau tidak bicara bisa sakit jantung dia.

"saya kira Pak Presiden Jokowi bisa menggunakan strategi ini Ibunda Mas Mukid."

Hadirni terbengong bengong terutama Lek Pucet, wajahnya terlihat tambah pias mendengar usulan nyeleneh Sutopo.

 "Maksud saya begini : Presiden menghimbau seluruh ibu ibu di desa mengirm surat atau sms atau wa atau telepon langsung agar anak anak diparantauan jangan mudik"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun