Di sinilah kita perlu memaknai setiap kondisi yang kita hadapi agar tidak mengalihkan kita dari kebahagiaan. Kepada mereka yang tidak menunjukkan persaudaraan, kita bisa memaknainya sebagai cara Tuhan untuk menjadikan diri kita agar menjadi manusia yang lebih baik.
Hilangnya rasa persaudaraan dari saudara kita tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk merayakan setiap momentum dalam hidup kita.
Lantas, apa yang dibutuhkan untuk memunculkan rasa persaudaraan khususnya antara sesama saudara? Kata kuncinya adalah connectedness, rasa terhubung satu sama lain, rasa bahwa kita adalah satu tubuh.Â
Di saat ada bagian dari tubuh kita yang sakit, maka seluruh tubuh akan merasakannya. Demikian pula sebaliknya, saat bagian tubuh yang sakit itu pulih, seluruh tubuh merasakan kesegaran.
Lantas bagaiman pula dengan duina politik, apakah ada persaudaraan. Â Inilah tanda tanya besar yang sampai saat ini perlu dilakukan penelitian ilmiah seiring dengan makin banyaknya kader yang loncat pagar dalam artian pindah partai.Â
Saudara sekandung saja sulit akur makmur apalagi ada perbedaan suku, agama dan ras.  Bukan menafikkan bahwa perbedaan itu sulit  dipertautkan namum dunia politik memang tidak bisa disamakan dengan hidup dan kehidupan keseharian anak manusia.  Disini masih berlaku hukum alam " tidak ada kawan sejati yang ada adaah kepentingan sejati".
Point yang ingin saya sampaikan disini adalah bahwa sosial media seperti kompasiana.com ini merupakan salah satu upaya untuk menyatukan hati.Â
Ada 2 ciri connectedness : Kita merasa senang jika saudara kita mendapatkan kebaikan, dan kita merasa sedih saat saudara kita mendapatkan keburukan.Â
Inilah yang dianalogikan sebagai satu tubuh. Kita selalu berhubungan dengan saudara kita meski kita sedang tidak membutuhkannya. Bapak Ketua Parpol bisa menciptakan kondisi persaudaraan (connectedness) ? Jawabannya terpulang kepada rumput nan bergoyang..
Semoga bermanfaat
Salamsalaman
TD