Bisa jadi setelah memasuki usia pensiun menyebabkan seorang anak manusia hilang dari peredaran. Menganggap diri sudah tidak berguna lagi,  mentasbihkan  bahwa diri sudah cukup berbhakti dan kemudian menghilang dari peredaran. Keadaan bertambah ruwet seandainya para mantan pejabat  yang terkena  gejala Post Power Syndrom. Padahal matahari sejak iciptakan tidak pernah pensiun, begitu pula dengan bulan, kenapa pula  dengan penghuni  bumi makhluk mulia yang bernama manusia menjadi segan tampil (lagi) di permukaan. Mengapa pula menarik diri dari peredaran,  bukankah ilmu  pengetahuan dan pengalaman bisa di bagikan kepada  generasi penerus.
Untung ada kompasiana.  Peruntungan luar biasa bagi saya  ditakdirkan berkenalan dengan si Ana.  Hanya sempat menghilang 18 hari  dari peredaran bumi, saya tampil lagi  di permukaan. Ada gairah baru  dalam kehidupan yang sempat redup ketika 1  Agustus dinyatakan selesai  melaksanakan tugas pemerintahan. Menulis.  Pekerjaan yang selama ini  sudah dilakukan namun sebatas menulis  proposal, kata sambutan komandan  atau surat dinas tentu berbeda  dengan menulis di social media.  Bersyukur bersua dengan  kompasiana (terbaik di dunia), satu-satunya  media yang tidak pernah  menolak kiriman tulisan dari penulis pemula.  Â
Sebagai orang biasa (asykar tak berguna begitu kata orang malaysia) selalu terngiang di telinga adalah ungkapan apalah awak initernyata  setelah masuk ke dunia maya serta merta sirna menjadi merasa berguna. Berguna dalam artian untuk  diri sendiri, dan juga keluarga dan insyaAllah untuk sahabat sahabat  atau siapa saja yang membaca tulisan awak.  Di awal awal bergabung  dengan si Ana  ada rasa.bahagia. Betapa senangnya  hati ini melihat  tulisan bertengger di content tulisan baru.  Â
Rasanya seperti mendapat  piala citra bahwa tulisan saya dianggap plus  ditanggap admin  kompasiana.  Tidak usyahlah mengharapkan HL atau TA  ketika itu,  tulisan diterima saja  bahagianya bukan kepalang. Artinya  tulisan itu  paling tidak terdokumentasi.  Inilah anugerah terbaik  setelah memasuki  usia pensiun, disibukkan oleh kegiatan tulis menulis  yang ternyata  sangat menyenangkan dan menghibur bila dibandingkan hanya  bengong tak  tahu bagaimana menghabiskan waktu luang sebegitu banyak.  Â
Buku adalah alibi tak terbantahkan bukti kehadiran seorang anak manusia pernah bermukim di dunia fana.  Buku akan selalu hadir sampai dunia kiamat, tersimpan rapi di perpustakaan pribadi, di toko buku, di penerbit dan jelas juga dunia maya dalam bentuk e book.  Sejatinya buku  menjadi warisan tak ternilai harganya bagi anak cucu generasi penerus Hajjah Kamsiah Binti Sutan Mahmud dari trah Minangkabau.
Alhamdulillah sejak bergabung dengan kompasiana tanggal 19 Agustus 2010 awak mendapatkan atau lebih tepatnya menemukan dunia baru. Â Setelah selesai masa pengabdian selama 35 tahun di negara atas rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang awak diberi pekerjaan baru, Pekerjaan yang sangat menyenagkan dalam dunia jurnalistik yang ternyata tidak menegenalk masa pensiun. Â Â
Ada azas kemanfaatan ketika bekerja di media sosial ketika inspirasi menulis terus mengalir untuk saling berbagi antar sesama anak bangsa. Disamping menulis setiap hari awak  mempunyai banyak waktu untuk mengajar, mengurus baitullah dan olahraga serta waktu berharga dan istimewa untuk keluarga tercinta.Â
Kemudian dari pada itu keberadaan buku membuktikan seorang penulis itu beredar.  Makna beredar sebenarnya hanya cocok bagi orang pensiunan. Sudah  menjadi hukum alam, bahwa apabila seseorang telah selesai pengabdian  kepada negara karena faktor usia maka dia dianggap habis atau tidak  beredar lagi.  Namanya hanya tinggal kenangan, kegiatan semakin  berkurang. Hanya teronggok didepan televisi sembari terkantuk kantuk  menunggu. menunggu sesuatu yang tidak jelas karena tak tahu apa yang  harus dilakukan. Sementara ancaman penyakit pikun datang beruntun  bersebab  aktifitas atau tantangan kerja otak semakin menurun.                                     Â
Sampai di ulang tahun kompasiana ke 8  terus terang awak telah mendapatkan hadiah luar biasa.  Bukan hadiah penghargaan sebagai yang terbaik dan terbaik tetapi hadiah berupa sahabat sahabat maya yang baik hatinya.  Sahabat  sesama penulis dengan latar belakang beragam semakin memperkaya  wawasan  nusantara bahwa kehidupan ini menjadi sangat indah ketika pelangi  menghampiri kita.Â