Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sumpah Jabatan Berbuah Sumpah Serapah

27 Oktober 2012   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber : lebahcerdas.blogdetik.com Sumpah Palapa Gajah Mada bersumpah ketika beliau masih menjabat.  Jabatan Beliau bukan jabatan sembarangan tetapi jabatan orang nomer 2 di kerajaan,  jabatan Mahapatih.  Sumpah Palapa, punggawa andalan Raja Hayam Wuruk ini berpantang memakan kelapa sampai nusantara bersatu.  Inilah sumpah yang paling dahsyat dalam perjalanan Bangsa Indonesia.  Bukan Sumpah asal sumpah, namun sumpah  yang dibarengi dengan tekad, sumpah yang dibarengi dengan pengorbanan.  Kekuatan hati untuk tidak menikmati enaknya santan kelapa sampai tercapai cita cita. Masih adakah sumpah sedahsyat sumpah palapa ?  ya ada, Soempah Pemoeda 1928.  Sumpah bersama antar pemoeda ketika itu yang menginginkan kemerdekaan Indonesia dari penjajah belanda. Inilah isi Sumpah Pemoeda, satu nusa satu bangsa dan satu bahasa.  Pemoeda jaman doeloe, bisa diandalkan, mereka konsisten dengan sumpahnya, berjuang dengan segenap jiwa raga.  Belumlah ada  godaan harta, toyota dan wanita, semua amal bhakti semata untuk kedigjayaan bangsa. Kini ketika sudah merdeka. Oknum pemuda (yang kemudian menjadi pejabat) tak sanggup lagi memegang soempah. Terlalu banyak godaan baginya. Ya godaan itu datang seiring dengan datangnya jabatan. Sewaktu masih menjadi mahasiswa, pemuda demonstrasi di istana.  Namun ketika nasib berubah, pemuda  menjadi sekutu istana maka  lupalah dia dengan protes protes yang pernah di teriakkan.  Baju seragam yang melekat dan tanda jabatan yang disematkan didada telah merubah gaya merubah segalanya. Itulah dunia yang semakin  tua merasuk dan merusak moral anak  bangsa.  Oknum Pemuda khususnya para sarjana yang tadi diharapkan menjadi pelopor perubahan dengan semangat profesionalisme,  satu persatu "jatuh" ke pelukan sistem birokrasi yang jelek.  Hanya ada segelintir pemuda yang mampu bertahan dengan idealisme nya, ya hanya sedikit.  Kita terkadang merasa pesimis menghadapai permasalahan dosa dosa sosial ini, namun kita masih bisa berharap Tangan Tuhan Yang Maha Kuasa akan berperan untuk menghancurkan segala kecurangan dan kenistaan serta ketidak jujuran. Sistem merusak segalanya Tidaklah salah apabila Mahatma Gandhi pernah berkata bahwaPendidikan tanpa karakter.  Sistem pendidikan tidak menjadikan lulusannya mempunyai kekuatan mental, berkarakter maksudnya.  Pada awalnya para pemuda pekerja itu masih ideal, setia dengan komitmen perjuangan sebagai pembaharu. Namun lama kelamaan mereka terkontaminasi oleh perilaku buruk birokrat.  Sistem merusak segalanya. Mereka menjadi  lemah ketika berhadapan dengan sistem pemerintahan yang korup.  Pemuda tidak tahan atas godaan setelah menyaksikan para  seniornya bergelimang harta dari hasil menjarah kekayaan negara.  Akhirnya mereka terperosok terjerumus kedalam jurang anarkis birokratis. Jadi buat apa lagi sumpah sumpah itu.  Sumpah Pemuda sudah, negara masih terlunta, sumpah jabatan setiap hari dibacakan ketika acara pelantikan.  Sumpah sumpah itu hanya dibibir, dilupakan ketika kehidupan yang mengandalkan syahwat dunia mulai merasuki jiwa sang pejabat.  Alih alih hukum yang diharapkan, pedang keadilan itu hanya tajam kebawah namun menjadi tumpul ketika berhadapan dengan kalangan atas. Sumpah serapah akhirnyan yang keluar dari bibir rakyat menyaksikan negara di gerogoti oleh pengkhianat bangsa. Sumpah jabatan yang berbuah sumpah serapah. Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda...... salam salaman TeDe Boedray, 28 Oktober 2012 PenaSaran PenaSehat PenaKawan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun