Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ratna Melukiskan Kebohongannya

14 Oktober 2018   05:52 Diperbarui: 14 Oktober 2018   05:57 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Minggu Pagi 85

Lama tak kudengar tentangnya. Kecuali terus-menerus ia dikabarkan oleh media umum maupun media sosial. Apa saja gerakannya sebagai seorang wanita yang ucapannya enak untuk disimak bagi siapa saja. Tidak bagiku.

"Kamu bisa menjadi menteri, Rat."

"Ah, kecil itu."

"Kecil katamu?"

Ia tertawa meninggalkan sejumput tanya pada wanita yang sangat kukenal. Cantik, cerdas dan pemberani. Sejak kami sama-sama duduk di kelas putih-abu-abu. Pandai deklamasi dan serenteng kegiatan seni yang bisa dibahasatubuhkan dengan baik. Juga suaranya yang ceta. Gamblang dan intonasi serta artikulasi yang baik.

"Ratna ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut," desisku mengulang berita dari media yang kuakses di HP.

Brak! Aku membenturkan punggungku ke sandaran kursi di teras. Inilah yang tak kukehendaki. Meski aku sempat meragukan dengan khayalanku tentangnya. Yang kelewat-lewat bersuara bak seekor induk ayam yang anaknya dicocok elang secara tiba-tiba.

Aku tak bisa menghubunginya.

"Mama ....ya begitulah, Om Sam." Kisah Maryam ketika di ujung sana ia berbicara dengan suara tersendat.

"Kamu belum sempat menjenguknya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun