"Kurasa itu baik, Dik."
Dan Kus kuketahui pulang di kampung sana di kota kecil Jawa Tengah. Ia merasa senang dan tenang. Sama sekali tak menyinggung soal janda yang disinggung istriku.
"Saya mungkin akan masih lama di kampung, Mas."
"Baguslah," sahutku lewat telepon.
"Bagus?"
"Ya, daripada ...."
"Pisah dengan istri?"
"Lha, iya?"
Diam.
"Kenapa, Dik Kus?"
"Jadi Mas setuju kalau saya menikahi Rini?" tanyanya, pelan. "Ia ada di sini, di kampong saya."
Plak! Aku menampar kening. Kuat-kuat.
***
AP, 7/1/18
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!