Mohon tunggu...
Thalita Umaveda Al Hayya
Thalita Umaveda Al Hayya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga-20107030053

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030053

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Etika Resign yang Wajib Diterapkan

10 Maret 2021   11:53 Diperbarui: 10 Maret 2021   14:50 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah mendengar kalimat, “jika masuk baik-baik, maka keluar pun juga harus baik-baik”, kalimat tesebut sepenuhnya memang benar. Sangat tidak elok rasanya jika kita dengan welcome diterima di sebuah perusahaan atau lapangan pekerjaan yang lain, namun saat kita ingin resign tidak menerapkan etika yang baik.

Namun adakalanya sebelum kita resign, kenali terlebih dahulu alasan kuat mengapa kita harus resign. Sehingga akan dapat dipikirkan lebih matang-matang. Biasanya orang-orang yang ingin segera keluar dari perusahaan memiliki beberapa alasan seperti ini:

Rekan kerja yang toxic

Salah satu dari sekian alasan yang paling kerap dijumpai adalah karena rekan kerja yang memiliki sifat buruk. Contohnya seperti gemar merumpi, selalu menjelek-jelekkan pekerjaan kita, sulit di ajak kerja sama, egois, dan lain sebagainya. Memiliki rekan kerja yang toxic tentunya sangat membuat kita tidak nyaman. 

Di samping kita akan sulit berkonsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan, kadangkala rekan kerja toxic juga kerap membuat kita sakit hati dengan ucapan atau perilakunya. Jadi demi mementingkan kesehatan mental, banyak orang yang memilih untuk resign.

Kebijakan perusahaan yang sangat merugikan

Sebagai orang yang bekerja dibawah kendali atasan, maka mau tidak mau kita harus tunduk pada kebijakan yang ada. Dan jika tidak mau maka kita tentu akan mendapatkan konsekuensinya. Namun tak jarang masih banyak sekali perusahaan yang telalu memberatkan para pekerjanya. 

Misalnya seperti pemberian upah yang selalu telat atau tidak menentu, memberikan pekerjaan yang mengharuskan lembur tanpa adanya tambahan upah, tidak ada dispensasi bagi pekerja yang sedang sakit, dan lain sebagainya. 

Kebijakan yang merugikan seperti ini tentu akan membuat pekerjanya memilih untuk resign, namun tak jarang pula banyak yang memilih untuk bertahan demi memenuhi kebutuhan hidupnya atau keluarganya.


Ingin mengembangkan usaha sendiri

Bagi sebagian orang yang sudah mendapatkan pekerjaan tetap di sebuah perusahaan, mereka masih memiliki pekerjaan sambilan yang lain. Contohnya seperti membuka bisnisnya sendiri untuk menambah pundi-pundi rupiah. Namun kadang usaha sambilan tersebut justru memiliki penghasilan yang lebih besar daripada pekerjaan tetapnya. 

Maka demi mengembangkan bisnis yang sedang dijalani dan agar dapat lebih maksimal dalam mengelola bisnisnya, mereka akan lebih memilih untuk resign.

Setelah mengetahui beberapa alasan mengapa harus resign, berikut adalah etika-etika yang wajib kamu perhatikan dan terapkan saat ingin resign.

1. Mengatakannya jauh-jauh hari

Pekerja memang memiliki hak untuk resign kapan saja, namun ada baiknya memberitahukan kepada atasan jika kamu ingin resign jauh-jauh hari. Bisa satu bulan atau dua bulan sebelumnya. 

Hal ini agar perusahaan dapat mencari pengganti yang akan menempati jabatanmu setelah kamu resign. Dan jangan pergi saat kamu sedang diberikan tugas dengan tanggung jawab yang besar. Karena hal tersebut akan merugikan perusahaan dan membuat atasan atau rekan kerja menjadi tidak suka karena kamu meninggalkan tanggung jawab sesuka hati.

2. Buat alasan yang jelas

Setelah kamu sudah yakin hendak resign, maka sampaikanlah alasan yang benar dan masuk akal terhadap atasanmu. Jangan mengatakan alasan yang justru membuatmu seperti terlihat tidak professional atau bertanggung jawab. Dan jangan pula menyudutkan salah satu atau beberapa pihak, dalam kata lain menjelek-jelekkan mereka. Karena hal tersebut sangatlah tidak etis.

3. Membuat surat pengunduran diri

Mungkin ada diantara kamu yang sudah sangat dekat dengan atasan, atau mungkin atasanmu masih dalam lingkup keluargamu? Sebagai orang yang memiliki etika, sebaiknya saat hendak resign tetap buatlah surat pengunduran diri. Hal ini menegaskan jika kamu adalah seorang pekerja yang professional dan bertanggung jawab dengan tetap menjalankan prosedur perusahaan.

4. Mengajak orang lain ikut mengundurkan diri

Jangan pernah sekali-kali ‘meracuni’ rekan kerja untuk mengikuti jejakmu untuk resign. Karena resign adalah keputusan berat yang harus dipikirkan berulang kali, maka jangan mengajak rekan kerja yang lain untuk melakukan keputusan yang sama. Bisa jadi rekan yang berhasil kamu ajak untuk resign tidak memiliki persiapan yang matang dan finansial yang cukup. Hal tersebut justru akan merugikan rekanmu sendiri bukan?

5. Mengembalikan barang apapun ke perusahaan

Perusahaan biasanya memberikan pinjaman fasilitas yang berguna untuk mendukung kinerja para pekerjanya. Dan hendaknya saat kita ingin resign, kembalikanlah semua barang yang dipinjamkan oleh perusahaan. Usahakan untuk mengembalikannya dengan keadaan yang baik atau paling tidak sama dengan keadaaan saat kamu menerimanya. Jangan berikan barang yang sudah rusak atau cacat, akan lebih baik jika kamu menggantinya dengan barang baru yang lebih bagus.

6. Tetap menjalin hubungan baik dengan mantan rekan kerja

Mantan rekan kerja bukan berarti setelah resign dari perusahaan juga harus memutuskan hubungan pertemanan yang telah dibangun selama bekerja di sana. Tetaplah sapa mereka saat tidak sengaja bertemu, atau ajaklah mereka makan bersama. Selain menjaga agar hubungan tetap baik, dengan adanya relasi tersebut akan sangat berguna bagi kita di kemudian hari.

Itulah tadi beberapa etika yang wajib kamu lakukan saat hendak keluar dari pekerjaanmu. Dengan menerapkan etika yang baik dan benar, maka semua belah pihak sama-sama tidak merasa dirugikan dan tetap memiliki hubungan yang baik. 

Jangan lupa untuk memikirkan dengan matang-matang agar keputusan yang kamu ambil tidak membuatmu menyesal. Adakalanya kamu juga harus beristirahat sejenak apabila pekerjaan yang kamu lakukan selama ini dirasa sangat memberatkan. Dengan begitu keputusan yang dihasilkan pun akan matang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun