Sejak Pandemi Covid-19 pemerintah mengimbau untuk melaksanakan Sistem Pembelajaran Daring sebagai upaya pencegahan penyebaran Virus Corona. Kemudian muncul pertanyaan, apakah sistem pembelajaran daring sudah efektif? Kenyataannya, hal ini menimbulkan polemik baru sebab tidak sedikit kendala yang ditimbulkan karena ketimpangan fasilitas pendukung Sistem Pembelajaran Daring, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Jaringan yang Buruk
Pemerintah telah memberikan bantuan kuota kepada para pelajar ataupun mahasiswa. Walaupun cukup meringankan, tetap saja tidak akan digunakan dengan baik karena tidak semua wilayah memiliki kualitas jaringan yang baik dan akses wifi yang mudah. Disamping itu, kita harus tetap mengikuti proses pembelajaran, meskipun tidak maksimal.
- Task Oriented
Tidak hanya berbasis Project Based Learning maupun Problem Based Learning, Sistem Pembelajaran Daring juga menerapkan Task Oriented sebagai metode pembelajarannya. Meskipun dapat mengasah kemampuan Critical Thinking, Problem Solving ataupun kemampuan lainnya, akan tetapi hampir semua mata pelajaran / mata kuliah menuntut untuk menyelesaikan tugas yang lumayan berat dan perlu analisis dan pemahaman yang mendalam. Hal ini membuat kewalahan para pelajar maupun mahasiswa untuk mengatur semuanya, sedangkan durasi pengumpulan tugasnya pun memiliki kurun waktu yang relatif lebih cepat.
- Kurangnya Bimbingan
Lebih lanjut, akibat dari penerapan metode pembelajaran Task Oriented, guru / dosen juga tidak terlalu membimbing muridnya. Mereka cenderung hanya memberikan tugas disetiap pertemuannya. Padahal, walaupun pembelajaran menerapkan Student-Centered  Learning pun peran para guru maupun dosen masih sangat diperlukan untuk membimbing ataupun mengarahkan muridnya.
- Terlalu Banyak Bahan Bacaan / Sumber Belajar
Penerapan Student-Centered  Learning mengharuskan para siswa maupun mahasiswa untuk tetap aktif memahami dan menguasai materi pembelajaran. Semua pembelajaran cenderung dilakukan sendiri, seperti mencari bahan bacaan atau sumber belajar di internet maupun buku. Seringkali, terlalu banyak bahan bacaan atau sumber belajar membuat siswa ataupun mahasiswa merasa bingung bahkan semakin tidak paham akan materi pembelajaran karena terlalu banyak informasi yang harus diserap. Disamping itu, mereka pun bingung sebab guru / dosen jika ditanya soal materi pembelajaran kebanyakan hanya menjelaskannya secara umum dan kurang mendalam. Hal ini tidak terlalu membantu, sehingga baik siswa maupun mahasiswa merasa kurang puas dan kurang paham.
Keefektifan Sistem Pembelajaran Daring bergantung pada berjalannya semua fasilitas yang mendukung. Bukan hanya kualitas koneksi Internet yang baik dan stabil untuk mendukung pembelajaran, komponen lainnya juga tidak kalah penting untuk terciptanya keefektifan Sistem Pembelajaran Daring, seperti toleransi guru / dosen untuk tidak terlalu membebankan muridnya dengan banyak tugas, dan tetap membimbing serta mengarahkan, lebih lanjut bisa membantu jika ada kesulitan.