Mohon tunggu...
Rizieq ramadhan
Rizieq ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - full time bengong, part time lover

Anak kesayangan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Copras-Capres yang Biasa-biasa Saja

21 Mei 2023   00:36 Diperbarui: 21 Mei 2023   00:42 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Ngawur" Urgensi copras-capres

Thaha Rizieq Ramadhan 2023

 

Mendekati 2024  tepat ditahun politik kita "diserang"    oleh berita copras-capres yang tiada henti, perlu ada persiapan yang baik menghadapi isu-isu   yang nanti akan digiring oleh pihak-pihak yang berkepentingan.  salah satu  problem yang seringakali tumbuh menjelang  2024 adalah Dualitas yang sangat tebal. Dua Kubu yang sama-sama berlawanan itu adalah kesempatan bagi partai politik untuk menggiring Pada perdebatan yang sentimen. Suasana politik yang seperti itu buruk sekali bagi Demokrasi bangsa kita, satu yang sebetulnya saya harapkan, bahwa masyarakat mampu lebih dewasa menyikapi Udara Politik itu hendak dibawa kemana atau untuk keuntungan apa. Selama ini Dualitas yang terjadi antara elite politik bersifat peperangan bukan kompetisi sebagaimana kita harapkan. Politik tidak baik yang ditampilkan partai politik hanya akan memperkeruh kontestasi memperjuangkan demokrasi.

Dualitas yang berjalan dengan sehat adalah dualitas yang bersifat kompetisi dengan segala macam aturan dan tidak saling menjatuhkan. Dualitas yang tidak dirawat melahirkan jurang perpecahan yang besar. Tidak terlalu berbeda kontestasi politik ini dengan perlombaan sepakbola misalnya yang didalamnya diatur Batasan-batasan yang harus ditaati. Bahwa memang termasuk wasit dalam hal ini bawaslu jauh dari kata sempurna itu adalah bumbu politik yang mesti hadir. Simulasi copras-capres seperti diatas akan menghasilkan kemeriahan dan sesuai dengan apa yang disebut pesta demokrasi. Lain lagi bila hipotesis saya diatas tidak terjadi atau bahkan sengaja dilanggar, kita hanya akan menunggu calon presiden yang lahir dari kelicikan partai politik. Harapan-harapan itu sejatinya hanya akan tercapai di negeri yang Utopis. Tidak realistis sekali melihat pergulatan politik diindonesia yang penyakitan ini. System yang amburadul, politic player yang korup, dan masyarakat yang apatis. Lengkap sudah kecacatan itu. Kita perlu Memahami peta politik dengan baik agar suara kita yang menentukan ini dimanfaatkan begitu saja. Sekali lagi. Para elite politik tidak memikirkan kepentingan rakyat, jadi jangan terlampau berharap dan tetap menaruh standar dengan wajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun