Tangerang Selatan, 5 Juni 2025 --- Di tengah arus perkembangan teknologi dan individualisme yang kian kencang, sekelompok mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) berinisiatif membawa nilai-nilai yang lebih mendasar namun sering terlupakan: solidaritas dan empati.
Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam, para mahasiswa semester 2 menggelar kegiatan edukatif bertema "Bersama Kita Kuat: Menumbuhkan Solidaritas di Lingkungan Sekolah", yang berlangsung di SMK Fadilah, Tangerang Selatan, Kamis, 5 Juni 2025 pukul 11.00--13.00 WIB.
Mengajarkan Peduli Tanpa Pamrih
Alih-alih sekadar menyampaikan materi, kegiatan ini dikemas secara hangat dan interaktif. Mahasiswa UBSI mengajak para siswa SMK Fadilah untuk mengenal makna solidaritas, serta bagaimana nilai itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari --- baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat.
Salah satu bagian penting dari kegiatan ini adalah sesi penyampaian nilai-nilai solidaritas. Para siswa diajak memahami bahwa solidaritas bukan hanya soal membantu saat ada bencana atau donasi besar-besaran. Tapi lebih dari itu --- solidaritas adalah ketika kita mau mendengarkan teman yang sedang kesulitan, hadir di saat orang lain butuh, dan tidak cuek terhadap lingkungan sekitar.
Dalam presentasinya, mahasiswa menjelaskan bahwa solidaritas adalah:
"Rasa kebersamaan dan keinginan untuk membantu sesama, tanpa pamrih."
Pesan ini disampaikan secara ringan dan penuh empati agar benar-benar terserap oleh para siswa yang sebagian besar masih berada di masa pencarian jati diri.
Empati Bisa Dilatih, Solidaritas Bisa Ditanamkan
Melalui beberapa pendekatan sederhana seperti diskusi, studi kasus, dan permainan edukatif, para siswa diajak untuk memahami bahwa empati dan solidaritas bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti: