Suami saya, alumni Universitas Indonesia. Ia anggota Mapala UI atau Mahasiswa Pencinta Alam UI. Meski sekarang sudah alumni puluhan tahun, namun tetap tersemat sebagai anggota Mapala UI.
Suami saya juga tetap aktif dalam kegiatan-kegiatan Mapala UI. Semisal aktif dalam kegiatan pendidikan dasar bagi calon anggota, aktif dalam kegiatan pelantikan atau kegiatan lainnya, meski tidak sesering dulu.
Dulu, di awal-awal menikah (sekarang usia pernikahan kami 21 tahun), saya diajak mendaki gunung ke puncak Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Seingat saya, ini adalah pengalaman pertama saya mendaki gunung hingga ke puncak.
Seringnya sih ya di sekitar kaki-kaki gunung aja. Mungkin paling jauh hanya sampai mata kakinya aja ke atasan dikit. Hingga ke air terjun, lalu turun lagi. Sudah. Itu ketika saya masih usia anak sekolahan karena kebetulan waktu itu tinggalnya dekat pegunungan di wilayah Jawa Barat. Â
Sejujurnya saya lebih senang ke pantai dan laut sih, menghirup udara di sana yang hembusannya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Bermain ombak yang menari-nari mempermainkan saya, meski hanya di tepian pantai agak ke sanaan.
Tapi kalau diajak ke alam terbuka, ya saya sih tidak menolak. Pada dasarnya, saya suka dengan alam. Lukisan alam yang begitu indah sangat mengagumi mata dan jiwa saya.
Bisa dibilang, saya hampir tidak pernah menolak jika diajak jalan-jalan ke alam. Ke gunung, pantai, menyusuri goa, kemping, menyeberangi sungai atau laut. Oke, oke aja. Tinggal memanjat tebing saja yang belum pernah.
Begitu pula ketika suami saya mengajak saya ke puncak Gunung Gede. Berdua aja. Tidak bersama rombongan Mapala UI atau kawan lainnya. Anggap saja ini sebagai honey moon kami. Saya percaya suami saya.
Mengapa suami mengajak saya ke Gunung Gede, bukan ke gunung yang lain? Apalagi lewat jalur Cibodas. Kata suami, Gunung Gede sangat cocok bagi pemula seperti saya. Jalur-jalur daki juga aman. Tidak terlalu terjal dan tidak terlalu curam. Aman juga dari hewan buas.
Jalur Cibodas ini menjadi trek favorit para pendaki. Kita akan melewati jalur setapak berbatu hingga kawasan hutan tropis. Rute pendakian via Cibodas ini dimulai dari pos pendaftaran, lalu menuju Tarentong, kemudian Telaga Biru.