Mohon tunggu...
Teten Rustendi
Teten Rustendi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm From Tasikmalaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Kreatif di Tasikmalaya

28 Januari 2010   08:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:13 2351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Komunitas kreatif menuju festival budaya

Ada hal menggembirakan di Kota Resik pada awal tahun 2010 ini. Sekelompok orang menggelorakan semangat komunitas kreatif, dari mulai fotografi, film, periklanan, layanan komputer dan peranti lunak, hingga kuliner.

Beberapa komunitas yang sempat saya catat di antaranya, Penggemar Fotografi Tasikmalaya (FPT), Komunitas Online Tasikmalaya, Wisata Kuliner Tasik (WKT), Sayuran13, Asosiasi Pengusaha Komputer Tasikmlaya (Aspekta), Tasikmalaya Creative Forum, dll.

Cikal bakal komunitas yang terbentuk karena persamaan hobi itu mulai berani unjuk gigi ke permukaan. Mereka kerap melakukan kopi darat untuk melakukan gerakan menuju pelampiasan ekspresi kreatif bersama. Festival budaya termasuk isu yang kerap didiskusikan komunitas ini. Pelan tapi pasti komunitas ini mulai menggurita dengan tambahan anggota setiap waktu.

Sesak di dunia nyata. Komunitas kreatif ini malah aktif di dunia maya. Mereka memanfaatkan situs jejaring sosial sebagai jembatan untuk menyatukan simpul-simpul kreatif di Kota Tasikmalaya, seperti Facebook dan Twitter. Bahkan, Komunitas Wisata Kuliner sedang membangun website sendiri beralamat di www.wisatakulinertasik.com.

Beberapa komunitas yang sempat saya catat di antaranya, Penggemar Fotografi Tasikmalaya (FPT), Komunitas Online Tasikmalaya, Wisata Kuliner Tasik (WKT), Sayuran13, Tasikmalaya Creative Forum, dll.


Kankan Iskandar (Ketua FPT), Teguh Nugraha (Pendiri Komunitas Online Tasikmalaya dan WKT), Maulana Yudiman (penulis buku Tasik Funtastic Kuliner), dan Ervan Kuriawan (Katara Tour) dalam sebuah kesempatan mengatakan, kota ini akan lebih hidup apabila potensi-potensi kreatif yang ada di Tasikmalaya lebih kompak dan bersatu. Bahkan, setelah simpul-simpul kreatif terpetakan dan bisa “ngariung” bukan hal mustahil sebah even budaya tahunan dapat terselenggara di kota ini.

Festival budaya merupakan masa ketika pelaku industri kreatif, konsumen, pemerintah dan warga berkumpul bersama. Para pengusaha bisa mempromosikan produknya agar makin dekat dengan masyarakat. Warga selaku konsumen memiliki keuntungan mendapatkan informasi berharga sekaigus lebih mengenal daerahnya.

Satu tayangan program televisi “Tatap Muka” TV One dipandu M. Farhan yang menghadirkan Ridwan Kamil sebagai bintang tamu mengatakan, semakin banyak kegiatan budaya yang berlangsung di satu kota itu menandakan kota sehat. Agar Kota Tasikmalaya lebih berwarna dan ekspresi warganya muncul ke permukaan, festival budaya merupakan solusi paling pas.

Dalam festival budaya nanti seluruh potensi kreatif yang ada di Kota Tasikmalaya memperlihatkan karyanya kepada masyarakat. Dari mulai produk tradisional seperti batik, kelom, payung, bordir, aksesori hingga barang modern kekinian yang di tanah air pusatnya terletak di Bandung, produk-produk distro.

Produk kreatif yang terakhir terus bergerak di kalangan anak muda. Dari mulai pakaian, ikat pinggang, dompet, alas kaki, sepatu, hingga tas disukai kaum remaja. Potret distro sukses di Tasikmalaya terwakili oleh Pocket 22 milik H.Ega Dirgantara. Ia berhasil membedayakan orang-orang di sekitarnya untuk bekerja sama melalui jalur ekonomi kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun