Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Merindukan Gagah dan Ramahnya Masjid Al Asykar Yonif 300 Raider Cianjur

30 April 2021   21:02 Diperbarui: 30 April 2021   21:13 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski bukan sanak keluarga para tentara, selama Ramadan sebelum pandemi, saya, suami dan anak sering itikap di masjid prajurit Batalyon Infanteri Raider 300/Brajawijaya (Yonif Raider 300/BJW) Cianjur. Tapi bulan puasa dua tahun terakhir ini jangankan itikap di sana, melancong ke rumah kami di batas belakang Kantor Disperindag Kab. Cianjur yang bersisian lokasinya dengan asrama prajurit pun tidak pernah lagi kami lakukan.

Suami dan keluarga besarnya memang berasal dari Jalan Aria Wiratanu Datar (Arwinda) Cianjur Kota. Kami tinggal di kecamatan Pagelaran Cianjur Selatan karena suami bekerja di Pasirkuda, kecamatan yang berbatasan dengan Ciwidey Kabupaten Bandung. Jarak kecamatan Pagelaran dengan rumah kami di dekat Yonif 300 Raider itu sekitar 3 jam menggunakan kendaraan.

Rumah di Cianjur sering kosong karena kami banyak aktivitas di Pagelaran. Kami menengok rumah peninggalan almarhum mertua itu paling sering saat libur sekolah. Lokasi rumah keluarga besar suami ini berdampingan dengan komplek Yonif Raider 300 yang mana adalah sebuah pasukan elit Infanteri bagian dari TNI Angkatan Darat.

Salah satu yang bikin kami tidak betah di rumah Cianjur juga karena akses air PAM nya yang buruk. Kami harus begadang menunggu air mengalir sampai ke rumah kami. Kadang waktu begadang kami sia-sia karena tidak jarang air yang dinanti-nanti justru tidak mengalir. Padahal iuran tiap bulan selalu kami bayar tepat waktu. Lapor dan komplain ke kantor PAM kecamatan Karang Tengah sampai kantor PDAM Cianjur pun hasilnya hanya bikin kami jengkel. Warga setempat banyak yang beralih bikin sumur bor. Kami masih mikir-mikir karena selain biaya cukup besar, juga karena kami mampir di rumah Cianjur sesekali saja.

Selama kami ke Cianjur itulah kebutuhan air bersih untuk mandi dan solat sering kami lakukan menumpang di masjid prajurit yang jaraknya tidak terlalu jauh dari perumahan tempat kami tinggal.


Karena seringnya datang ke masjid Yonif 300 Raider Cianjur ini lama-lama kami jadi mengenal lebih banyak tentang aktivitas dan kegiatan di sana. Selain kegiatan keagamaan, ada banyak juga kegiatan yang bisa diikuti tidak hanya oleh tentara dan anggota keluarganya saja, tapi juga oleh masyarakat umum.

Sudah dua tahun lebih masjid tentara Yonif 300 Raider Cianjur yang bernama Masjid Jami Al Asykar ini menjalani renovasi perluasan dan perbaikan. Termasuk perluasan lahan parkir ke belakang yang berbatasan dengan sawah warga. Sehingga ketika waktunya jumatan parkir kendaraan tidak lagi membludak ke jalan raya Arwinda.

Masjid prajurit ini sangat berkesan dan banyak berjasa kepada kami bukan hanya karena kemewahan dan fasilitasnya, tetapi kepada keramahan dan keterbukaannya untuk siapa saja.

Awal menikah dulu saya sempat berpikir takut ah kalau mau solat ke masjid prajurit. Dalam pikiran terbayang keras dan disiplinnya para tentara. Apalagi Yonif 300 Raider ini satuan Pemukul Mobil Kodam III/Siliwangi yang mempunyai tugas pokok mencari, mendekati, menawan dan menghancurkan musuh untuk sasaran yang strategis. Moto yang tertulis cukup besar di pintu gerbang nya saja berbunyi "Cepat, Senyap, Tepat". Saya pikir di masjidnya pasti nanti akan ditanya interogasi ini itu... meski ternyata bayangan saya itu semua salah.

Masjid Al Asykar sangat terbuka untuk siapa saja. Mau para tentara, anggota keluarganya, masyarakat umum, musafir, maupun orang yang berdagang. Saya perhatikan bukan saya dan keluarga saya saja yang numpang mandi dulu baru solat di masjid ini. Tapi ada banyak warga lainnya juga.

Masjid ini tidak pernah dikunci sebagaimana masjid besar pada umumnya di kota. Mau melakukan solat wajib, duha, tajahud, atau itikap sekalipun kalau bulan puasa, pintunya selalu terbuka.

Masjid Al Asykar Yonif 300 Raider Cianjur tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah lima waktu, melainkan melaksanakan juga fungsi-fungsi masjid lainnya. Pengelola masjid tidak hanya mengelola uang infak untuk mempermegah masjid, tetapi juga dimanfaatkan untuk keperluan lainnya yang menyejahterakan banyak orang.

Meski direnovasi, Masjid Al Asykar Yonif 300 Raider Cianjur tidak mendahulukan kemegahan yang fungsinya tidak banyak dibutuhkan. Padahal kalau melihat posisinya sebagai masjid milik Markas Komando (Mako) Yonif 300 yang memiliki moto ngaguyub sa awi wulung, ngahiji sa kai jati ini mau membangun semewah apapun pasti tidak akan kesulitan dana.

Tapi dengan bijak dan baiknya pengelola masjid juga menggunakan uang infak masjid untuk kebutuhan jemaah dan musafir yang mampir ke masjid prajurit ini. Selain biaya perawatan, kebersihan, biaya acara-acara tablig akbar, biaya kajian-kajian fikih rutin, biaya pendidikan baca tulis Al-Qur'an, dan banyak lagi lainnya.

Garis besarnya pengelola masjid mengembalikan lagi dana infak dari jemaah ke dalam bentuk manfaat yang begitu banyak bisa diterima dan dirasa oleh masyarakat.

Ilustrasi lokasi masjid tentara Yonif Raider 300 Cianjur. Dok pribadi
Ilustrasi lokasi masjid tentara Yonif Raider 300 Cianjur. Dok pribadi

Saat ada orang-orang menggelandang karena kemalaman dalam perjalanan, dengan santunnya pengelola masjid prajurit mempersilakan istirahat di bagian belakang (beranda) masjid yang menyerupai aula namun luas dan aman. Biasanya di sana digunakan untuk kajian para remaja, atau kelas mengaji Al Qur'an pada hari tertentu.

Selain tempatnya nyaman untuk istirahat, tersedia juga air minum. Kalau mau jajan bisa ke sebelah kiri beranda masjid, ada semacam kantin sekaligus rumah dinas pengelola masjid.

Di Masjid Al Asykar pada waktu tertentu disediakan akses internet gratis untuk masyarakat. Jangan berpikir buruk dulu, karena dengan adanya akses internet ini masjid justru jadi semakin ramai dan masyarakat, terutama anak-anak, diharapkan semakin terikat pada masjid dan mencintai Masjid sebagai Rumah Allah. Menjaga ketertiban, akses internet ini dinonaktifkan pada waktu salat wajib dan kegiatan tertentu.

Lahan sekitar masjid yang masih cukup luas dimanfaatkan pengelola untuk menyejahterakan masyarakat di sekitar masjid juga. Di sebelah kanan masjid, ada minimarket yang dikelola Yonif Raider 300. Masih satu bangunan dengan minimarket ada koperasi Yonif Raider 300 yang menjual berbagai jenis aksesoris prajurit, aneka pakaian baik untuk anak maupun dewasa.

Di depannya koperasi ada ATM bank milik pemerintah dan penjual bensin eceran. Di sisi minimarket ada pula semacam pujasera, sentral makanan dan jajanan cepat saji seperti mie bakso dan aneka minuman juice yang bisa kita pesan ketika berisitirahat setelah atau sebelum melakukan ibadah solat. Pengelola dengan rapinya mengatur lapak agar penjual makanan atau minuman bisa berjualan di sana dengan tetap menjaga kebersihan dan keindahan.

Kalau malam, penjual nasi goreng yang sudah jadi langganan kami juga mangkal di dekat jalan masuk parkiran masjid. Di dekat penyimpanan motor, ada warung kecil dan penjual bakso tahu. Si bapak penjualnya adalah petugas kebersihan dan kerapihan tempat wudhu dan kamar mandi masjid. Sesekali saya lihat si bapak juga suka ngecek lampu atau kipas angin dan AC mana yang harus dimatikan.

Masjid Al Asykar Yonif Raider 300 jangan dipandang sebagai masjid sekuler yang mana membuka masjid hanya ketika waktu salat berjamaah akan berlangsung lalu menguncinya lagi ketika solat selesai. Masjid Al Asykar Yonif Raider 300 tak pernah mengusir para gelandangan atau musafir ketika mereka hendak tidur di masjid dengan alasan keamanan atau kepantasan.

Semua itu mengingatkan kisah yang sering disampaikan para ulama bahwa pada zaman Rasul dan beberapa generasi setelahnya pun Masjid Nabawi adalah rumah bagi para gelandangan dan pemuda bujangan.

Sikap itu disadari atau tidak membuat orang-orang secara tidak sadar menjadi betah dan menjadi bagian dari masjid. Anak-anak tidak enggan lagi pergi ke masjid karena tak ingin dimarahi. Para pemuda dan pemudi tetap berdatangan ke masjid ini karena banyak kegiatan yang bisa diikuti. Jangan takut dicap alim dan tidak gaul jika berada di lingkungan Masjid Al Asykar ini.

Menjadikan masjid jadi tempat yang terbuka sungguh sangat menyenangkan kita yang melihatnya. Membiarkan anak-anak bermain di sekitar masjid tanpa perlu menegur secara kasar karena pengelola masjid turut menyediakan mentor pendamping belajar, di luar pelajaran-pelajaran agama adalah sebuah solusi untuk menanamkan cinta dan hormat kepada anak-anak terhadap rumah ibadah yang ramah.

Pengelola masjid juga saya lihat rutin menyediakan sabun, sampo, dan pasta gigi di kamar mandi yang airnya berlimpah agar para tamu dan musafir berkesempatan untuk membersihkan diri secara maksimal sebelum menghadap Sang Pencipta.

Masih banyak hal yang belum saya ketahui lebih jauh terkait masjid prajurit Al Asykar Yonif Raider 300 yang bikin hati semakin takjub ini. Semenjak pandemi, kami sendiri tidak pernah menginap lama di rumah di Cianjur. Adanya pembatasan skala besar membuat kami memilih lebih baik di rumah di Pagelaran saja.

Pembatasan semakin ketat ketika tahun lalu prajurit Yonif Raider 300 yang baru pulang bertugas dari Papua ada yang positif covid-19. Meski isolasi dilakukan ketat di barak namun demi keamanan dan antisipasi maka semuanya diperketat. Hingga Ramadan sekarang, kami pun belum ada kesempatan lagi untuk mengunjungi masjid yang sangat berkesan dan berjasa bagi kami itu.

Untuk mengurangi kerinduan kami terhadap masjid yang gagah namun ramah itu saya tuangkan sebagian kecilnya di cerita ini. Semoga saja pandemi segera berakhir sehingga aktivitas kita bisa bebas seperti sebelumnya. Aamiin...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun