Mohon tunggu...
Cika Tesazabalia
Cika Tesazabalia Mohon Tunggu... Guru - Panggil saja cika

Masih belajar, banyak kurangnya. Dibaca ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta atau Keadaan

4 Juli 2021   12:54 Diperbarui: 4 Juli 2021   13:57 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Aplikasi Poster Canva


"Tapi Ra, berarti dengan sengaja kamu mundur?"


"Dam, aku gamau menutup mata, meskipun memang semuanya bisa diperbaiki ya aku bakalan perbaiki. Tapi kayanya untuk yang sekarang itu bener-bener udah engga bisa. aku bukan berubah karena keadaan tapi keadaan yang nuntut aku buat ngasih tau kalau kita bisa bahagia dijalan masing-masing. Selagi semuanya bisa dikontrol, selagi semuanya bisa diomongin baik-baik, selagi aku sempat dan bisa mengatakan semuanya, selama itu juga aku yakin bahwa keputusanku memang pilihan yang paling terbaik. Akan selalu ada konsekuensi kan dari setiap apapun yang dijadikan pilihan? Aku memilih itu karena aku sudah memperkirakan konsekuensinya akan seperti apa. aku mundur bukan berarti mau aku pergi, aku juga butuh rehat, hati juga perlu istiarahat kan? ga perlu dipaksa terus-terusan buat hidup?"


"Maaf ya Ra, jadi bahas masa lalu kamu" Ucap Dama padaku.


"Gapapa wajar kan manusiawi lagian kita belum mengenal satu sama lain kan? jadi kamu bisa tau ceritaku, kamu tau bahwa masa laluku tidak semanis itu".


"Ra, tapi kamu udah sembuh kan? dari masa lalu yang udah kamu jalanin?"


"Sembuh lah dam, makanya aku pilih kamu. makanya hari ini aku sama kamu karena aku udah sembuh. Aku ga bisa buka hati kalau perasaan aku masih terpantau jauh dimasa lalu. Aku udah baik-baik aja. Aku udah sama kamu, bagaimanapun ya aku mau sama kamu, bukan cuma untuk hari ini ya, tapi untuk selamanya"


"Iya Ra" Jawab Dama kepadaku sambil menjulurkan jari kelingkingnya.


Aku jepit kelingkingnya, aku yakin bahwa apa yang aku pilih itu engga pernah salah. Aku menatapnya, dalam sangat dalam dan rasanya sungguh manis.


"Kenapa baru hari ini, kenapa baru diraih sekarang" Tanyaku pada Dama hari itu


"Kalau dari dulu, belum tentu bisa seperti sekarang" Ucapnya, aku tersenyum.


Dama sungguh baik, Dama laki-laki yang ternyata dari dulu sudah aku doakan, sudah aku selipkan pada Tuhan. Aku tidak memintanya jelas aku hanya meminta supaya semesta mengirimkan laki-laki kepadaku, semesta jawab doa dan harapanku dan dia kirimkan Dama untukku. Aku bahagia, sangat bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun