"Ada masa ketika sekeliling terasa berubah terlalu cepat. Orang-orang menjauh, rencana tidak berjalan, hal-hal yang dulu terasa pasti tiba-tiba lenyap tanpa penjelasan. Saat itu, aku sempat merenung. Apakah aku sedang kehilangan arah atau memang sedang diarahkan ke jalan baru yang belum kumengerti?"
Keluar dari zona nyaman tidak selalu terlihat seperti keberanian di mata orang. Terkadang justru di mata kita terasa seperti  siap kehilangan. Kehilangan kendali, kehilangan rasa aman, kehilangan versi diri yang dulu kita kenal.Â
Namun barangkali, setiap kehilangan itu bukan hukuman. Justru itu adalah latihan untuk menyiapkan wadah diri agar sanggup menerima yang lebih besar.
Alam semesta tidak pernah membawa kita ke tahap berikutnya tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa kita cukup kuat untuk menjalaninya.
Rela Melepaskan yang Tidak Lagi Sejalan
Untuk naik level, sering kali kita harus melepaskan hal-hal yang tidak lagi sejalan dengan arah jiwa kita. Itu bisa berarti pekerjaan yang tak lagi memberi makna, hubungan yang tak lagi sehat, atau bahkan identitas lama yang sudah tidak cocok dengan siapa kita sekarang.
Namun, proses melepaskan jarang terasa mudah. Kita terbiasa menggenggam karena di balik genggaman itu, ada rasa aman yang sulit dilepaskan. Padahal, alam semesta tidak bisa mengisi tangan yang masih penuh. Ia menunggu sampai kita berani membuka genggaman itu, meski dengan air mata.
Melepaskan bukan berarti menyerah. Ini tentang memberi ruang bagi hal baru untuk datang, tanpa memaksa segalanya tetap sama. Karena sesuatu yang terus dipertahankan di luar waktunya, justru akan menghalangi pertumbuhan.
Membangun Karakter di Tengah Ujian
Saat hidup mulai mengguncang, di situlah karakter sejati diuji. Kita belajar tentang kerendahan hati bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikan.Â
Kita juga belajar untuk memiliki keberanian. Bukan untuk melawan perubahan, tapi untuk bertahan di tengah ketidakpastian.
Ada juga pelajaran kesabaran, ketika waktu seolah berhenti dan jawaban tidak kunjung datang. Namun justru di masa menunggu itulah kekuatan batin dibentuk.Â