Saya pun jadi merenung. Betapa mudahnya seseorang terlihat seperti pekerja yang patuh hanya karena hadir tepat waktu.
Namun di balik itu, masih banyak yang memandang kerja sebatas formalitas. Ada rasa kecewa, tetapi juga ada pelajaran berharga.Â
Bahwa kerja keras bukan tentang seberapa cepat kita datang atau pulang, melainkan tentang seberapa tulus kita memberi yang terbaik dalam waktu yang tersedia.
Belajar menjaga semangat rekan kerja
Bekerja dengan orang malas memang bisa menguji kesabaran. Namun ada hal yang bisa kita pelajari darinya.Â
Pertama, pentingnya menjaga batas tanggung jawab. Kita perlu berani berkata tidak ketika permintaan orang lain jelas-jelas merugikan pekerjaan yang sedang kita lakukan.
Kedua, kita perlu membangun semangat kerja bukan karena orang lain, tetapi karena integritas pribadi.
Tidak bisa dipungkiri, setiap orang punya gaya kerja yang berbeda. Ada yang cepat menyelesaikan tugas, ada yang butuh waktu lebih lama, ada juga yang butuh dorongan dari rekan satu tim.
Namun ketika rasa malas berubah menjadi kebiasaan, maka dampaknya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungan sekitar.
Kerja seharusnya tidak hanya dipandang sebagai kewajiban, melainkan juga sebagai ruang untuk berkembang.Â
Semangat bukanlah sesuatu yang bisa dibeli atau dititipkan pada orang lain. Ia harus lahir dari dalam diri.Â