Mohon tunggu...
Tesalonika Hsg
Tesalonika Hsg Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Paradoks Informasi Digital: Saat Berita Tak Lagi Dibaca Tapi Ditonton

21 Juli 2025   09:00 Diperbarui: 21 Juli 2025   07:54 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Scrolling (Sumber: Unsplash)

Platform seperti TikTok dan YouTube membuka pintu untuk siapa saja berbicara. Mereka menawarkan ruang demokratis bahwa tidak perlu izin redaksi untuk menyebarkan liputan dan tidak perlu infrastruktur besar

Kita hanya cukup menggunakan kamera depan dan ide konten untuk melakukan vlog video, citizen journalism, dan atau blogging.

Tapi, siapakah yang mengkurasi? Siapa yang bertanggung jawab? Yang naik ke permukaan bukan lagi yang terverifikasi, tapi yang paling menarik perhatian. 

Berita kini tampil sebagai performa. Yang paling penting bukan hanya isinya, tapi cara menyampaikan bagaimana supaya berita naik cepat? Haruskah dibumbui dengan emosional dan menarik?

Yang muncul di feed kita bukan lagi seorang jurnalis, tapi content creator. Bahkan, kita cenderung lebih suka menonton content creator dibandingkan jurnalis. Dan yang menyaringnya agar cepat naik bukanlah editor, tapi algoritma.

Mereka yang cerdas, adil, dan objektif memang ada. Tapi algoritma tak tahu bedanya. Ia hanya tahu kalau konten ini banyak di-like, maka dorongannya akan lebih tinggi.

Paradoks: Semakin Banyak Informasi, Semakin Sulit Mencari Kebenaran

Hari ini, berita tidak lagi ditentukan oleh nilai jurnalistik seperti akurasi, keberimbangan, atau kedalaman. Tapi oleh angka-angka keterlibatan: views, likes, comments, dan durasi tonton.

Kita hidup di dunia di mana "Yang paling banyak ditonton = yang paling dipercaya". Ini adalah revolusi distribusi informasi, tapi juga sumber disorientasi. Ketika semua orang bisa berbicara, suara yang paling keraslah yang menang, bukan yang paling bijak.

Apa yang Harus Kita Lakukan?

Bukan salah TikTok atau YouTube. Mereka hanya cermin dari apa yang kita klik dan cari informasi. Yang perlu kita refleksikan adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun