Mencari pekerjaan bukan hanya soal menyiapkan CV atau latihan interview, tapi juga tentang mengelola harapan.Â
Salah satu hal paling menyebalkan dan menyayat hati bagi para pencari kerja adalah ketika sudah mengikuti tahapan seleksi, lalu... HRD-nya menghilang begitu saja.Â
Tidak ada kabar, tidak ada email, tidak ada follow up. Dighosting, istilahnya.
Fenomena ini ternyata cukup umum terjadi. Banyak pencari kerja yang akhirnya merasa tidak dihargai, mempertanyakan kemampuannya sendiri, bahkan meragukan arah hidupnya.Â
Tapi, apakah dighosting HRD selalu berarti kita gagal? Belum tentu. Di balik senyapnya balasan, bisa jadi ada hal-hal lain yang tidak kita tahu.
Kenapa HRD Bisa Menghilang Begitu Saja?
Sebelum menarik kesimpulan negatif, penting untuk memahami bahwa dunia rekrutmen tidak selalu berjalan seideal yang kita bayangkan. HRD bukan hanya mengurusi satu posisi saja.Â
Bisa jadi mereka menangani puluhan hingga ratusan kandidat dalam waktu yang bersamaan. Ketika prioritas berubah atau keputusan dari manajemen belum turun, komunikasi ke kandidat bisa tertunda.
Selain itu, beberapa perusahaan memang belum punya sistem komunikasi yang terstruktur untuk menyampaikan hasil rekrutmen, terutama yang tidak lolos.Â
Tidak sedikit HRD yang merasa canggung atau menghindari konflik ketika harus menyampaikan kabar buruk. Walaupun tidak etis, ini sering terjadi di dunia kerja kita.
Ada juga kondisi di mana rekrutmen ditunda karena alasan internal, seperti perubahan struktur organisasi atau kondisi keuangan.Â