Misalnya, seseorang yang tumbuh dalam keluarga yang tidak mendorong perkembangan diri, atau selalu menanamkan ketakutan gagal, tentu butuh waktu lebih lama untuk membangun kepercayaan diri.
Sementara itu, mereka yang berada di lingkungan suportif bisa melesat lebih cepat. Bukan karena mereka lebih pintar atau lebih rajin, tetapi karena mereka tidak harus bertarung dua kali: dengan dunia luar dan dengan dunia dalam diri sendiri.
Saatnya Mendefinisikan Ulang Arti Sukses
Sukses itu bukan perlombaan siapa lebih cepat, tetapi perjalanan siapa lebih sadar dan bertahan.Â
Definisi sukses yang sempit hanya membuat kita terjebak dalam perbandingan yang melelahkan.Â
Padahal, ada banyak bentuk sukses yang sah untuk dirayakan. Bisa membiayai kuliah sendiri, berani keluar dari hubungan toksik, atau belajar mencintai diri apa adanya adalah bentuk sukses yang tidak kalah berharga.
Setiap orang punya ritmenya sendiri. Ada yang cepat, ada yang lambat, dan itu bukan masalah. Yang penting bukan seberapa cepat kita sampai, tetapi seberapa kita tahu arah yang dituju.Â
Kadang, terlalu fokus pada usia hanya membuat kita buta terhadap pertumbuhan yang sedang kita jalani. Kita jadi lupa bahwa proses juga layak untuk dihargai.
Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menambah kecemasan.Â
Daripada terpaku pada timeline sosial yang dibuat-buat, lebih baik kita fokus pada progress pribadi.Â
Apakah hari ini aku lebih baik dari kemarin? Apakah aku sedang bergerak menuju versi diriku yang lebih sehat, lebih utuh, dan lebih sadar?