Di tengah hiruk-pikuk dunia kerja yang makin kompetitif, anak muda hari ini membawa satu harapan. Mereka ingin bekerja, tumbuh, dan tetap menjadi diri sendiri.
Bukan sekadar menjadi karyawan yang memenuhi target, tapi individu yang dihargai gagasan, nilai, dan identitasnya.Â
Di sinilah lahir satu impian besar anak muda. Bisa bertahan di dunia kerja tanpa harus melepaskan siapa diri mereka sebenarnya.
Sayangnya, realita dunia kerja kadang mengikis mimpi itu secara perlahan. Anak muda dituntut untuk cepat beradaptasi, jadi ‘profesional’.Â
Bahhkan kalau perlu menekan sisi pribadinya agar sesuai dengan budaya perusahaan. Mereka yang vokal dianggap sulit diatur, mereka yang terlalu jujur dianggap belum paham dunia kerja.Â
Tak jarang, demi stabilitas, banyak yang memilih diam dan berusaha menyesuaikan diri, meskipun dalam hati merasa kehilangan arah.
Identitas Diri Bukan Beban, Tapi Kekuatan
Bekerja tidak seharusnya membuat seseorang meninggalkan jati dirinya. Justru, ketika kita bisa menjadi diri sendiri, kita bisa memberikan kontribusi terbaik.Â
Gagasan orisinal lahir dari pikiran yang bebas, bukan dari tekanan untuk selalu ‘cocok’. Identitas diri mulai dari cara berpikir, gaya komunikasi, hingga nilai hidup adalah warna yang membuat dunia kerja jadi lebih kaya.
Namun, sistem kerja modern sering kali menyamaratakan karyawan. Target, angka, dan efisiensi menjadi ukuran utama.Â
Padahal, tidak semua orang punya cara kerja yang sama. Ada yang berkembang lewat interaksi, ada yang produktif saat diberi ruang.Â