Kamis Putih juga mengajak setiap orang untuk mengoreksi cara melihat relasi antar manusia. Apakah selama ini lebih banyak menuntut daripada melayani? Apakah kasih yang diberikan bersyarat?Â
Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong lahirnya kesadaran baru bahwa menjadi manusia yang penuh kasih tidak selalu berarti menjadi sempurna, tetapi terus berproses untuk menjadi lebih peduli dan rendah hati.
Dalam dunia yang sibuk berlomba meraih kekuasaan dan validasi, Kamis Putih mengajarkan bahwa kekuatan sejati terletak pada kemampuan untuk melayani. Bahwa pengaruh bukan soal seberapa banyak orang mengikuti, tetapi seberapa besar kasih yang bisa dibagikan tanpa berharap balasan.
Kamis Putih bukan sekadar bagian dari rangkaian liturgi. Ia adalah undangan hidup untuk menjalani iman yang nyata, bukan hanya dalam doa, tetapi juga dalam tindakan. Sebelum merayakan kemenangan Paskah, umat diajak untuk terlebih dahulu menunduk dan membasuh. Karena di sanalah letak kekuatan sejati: dalam pelayanan yang lahir dari kasih yang utuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI