Mohon tunggu...
Tesalonika Hsg
Tesalonika Hsg Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dengarkan Suara Hatimu, Bisa Jadi Ia Tahu Arah Hidupmu

15 April 2025   15:45 Diperbarui: 15 April 2025   13:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang (Sumber: Unsplash)

Setiap orang tentu pernah menghadapi situasi sulit yang membingungkan, menguras emosi, dan membuat kita ragu akan keputusan yang harus diambil. Dalam kondisi seperti ini, kita sering mencari jawaban dari luar. 

Namun, terkadang yang kita butuhkan hanyalah diam sejenak dan berbicara pada diri sendiri.

Komunikasi intrapersonal yakni proses berpikir dan berdialog secara internal, sering kali dianggap remeh. Padahal, inilah dasar dari kemampuan seseorang untuk mengenali masalah dengan jernih, memahami emosi yang dirasakan, dan menemukan solusi secara mandiri. Apabila dapat membangun dialog yang positif dan reflektif dalam diri, seseorang bisa keluar dari kebuntuan dengan lebih tenang dan terarah.

Pertanyaannya, bagaimana caranya menggunakan komunikasi intrapersonal secara efektif?

Pertama, dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada diri sendiri. "Apa sebenarnya yang membuatku khawatir?" "Apakah aku melihat masalah ini secara adil?" "Apa yang bisa kulakukan saat ini?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membantu kita keluar dari pola pikir yang reaktif dan mulai menata ulang cara pandang terhadap situasi yang dihadapi.

Kedua, penting untuk menyadari bahwa bahasa yang kita gunakan pada diri sendiri membentuk cara kita menghadapi tantangan. Komentar internal seperti "Aku pasti gagal" atau "Aku tidak cukup baik" sering kali melemahkan, bahkan sebelum kita bertindak. Sebaliknya, kalimat seperti "Aku bisa mencoba lagi" atau "Aku belum tahu caranya, tapi aku bisa belajar" memberi ruang bagi semangat dan harapan.

Banyak orang sukses memiliki kemampuan reflektif yang baik. Mereka terbiasa meninjau kembali keputusan, belajar dari kesalahan, dan mengembangkan strategi baru berdasarkan dialog internal yang sehat. Ini bukan sekadar optimisme, melainkan keterampilan mental yang terus diasah melalui kebiasaan berpikir sadar.

Nelson Mandela pernah berkata, "I have walked that long road to freedom... I have discovered that after climbing a great hill, one only finds that there are many more hills to climb." Kutipan ini mencerminkan kekuatan dari dialog dengan diri sendiri dalam memahami kenyataan dan terus melangkah, meski tantangan terus datang.

Contoh sederhana bisa kita lihat dari kehidupan sehari-hari. Bayangkan seorang mahasiswa yang menghadapi ujian akhir, merasa cemas karena belum siap. Dengan komunikasi intrapersonal yang sehat, ia bisa berkata pada dirinya, "Aku belum menguasai semua materi, tapi aku punya waktu untuk belajar malam ini. Fokus saja satu bab dulu." Alih-alih tenggelam dalam panik, ia memecah masalah besar menjadi langkah kecil yang bisa ditangani.

Contoh lain datang dari dunia kerja. Seorang karyawan merasa tidak dihargai atas kontribusinya dalam tim. Ia bisa memilih untuk menyalahkan lingkungan atau menggunakan self-talk yang membangun, "Aku merasa kecewa, tapi mungkin waktunya aku mengevaluasi cara komunikasiku pada rekan kerja. Apa yang bisa kuubah?" Dengan begitu, ia menjadi lebih proaktif daripada sekadar reaktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun