Kita sering diajarkan untuk memaafkan orang lain. Dari kecil, kita dibiasakan untuk berkata, "Maaf, ya," dan menerima permintaan maaf dari orang lain dengan mudah.Â
Tapi bagaimana jika yang harus dimaafkan adalah diri sendiri? Kenapa rasanya jauh lebih sulit?Â
Pernahkah merasa masih menyalahkan diri sendiri, bahkan setelah orang lain sudah melupakan kesalahan yang kita buat?
Memaafkan diri sendiri adalah salah satu bentuk penerimaan terhadap masa lalu. Sayangnya, banyak orang justru terjebak dalam perasaan bersalah yang berkepanjangan.Â
Kesalahan yang pernah dibuat seakan menjadi beban yang tidak mudah dilepaskan. Ada rasa penyesalan, kekecewaan, bahkan kadang muncul pemikiran bahwa kita tidak layak untuk dimaafkan.Â
Padahal, mengampuni diri sendiri bukan berarti mengabaikan tanggung jawab, melainkan memahami bahwa manusia tidak luput dari kesalahan.
Kenapa Kita Sulit Memaafkan Diri Sendiri?
Salah satu penyebabnya adalah ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri. Kita sering menuntut kesempurnaan, seakan tidak boleh berbuat salah sedikit pun.Â
Saat kenyataan tidak sesuai harapan, kekecewaan pun muncul, bukan hanya kepada keadaan tetapi juga kepada diri sendiri.Â
Tidak jarang kita berpikir, "Seharusnya aku bisa lebih baik," atau "Aku tidak seharusnya melakukan kesalahan ini."Â
Padahal, dalam perjalanan hidup, belajar dari kesalahan adalah bagian penting dari pertumbuhan.
Selain itu, ada juga rasa takut akan penilaian orang lain. Meski orang lain sudah memaafkan kita, kita tetap merasa bersalah karena khawatir bagaimana mereka benar-benar melihat kita.Â
Rasa takut ini bisa membuat seseorang terus-menerus mengulang kembali kejadian di masa lalu, menganalisis apa yang bisa dilakukan dengan lebih baik, padahal waktu tidak bisa diputar kembali.
Ada kalanya, kita juga merasa bersalah karena berpikir bahwa memaafkan diri sendiri berarti melupakan kesalahan yang telah diperbuat. Seakan-akan jika kita tidak terus mengingat kesalahan itu, kita tidak belajar dari pengalaman.Â
Padahal justru memaafkan bukan berarti melupakan, tetapi menerima bahwa kita pernah berbuat salah dan memilih untuk tidak mengizinkan kesalahan itu terus membebani langkah ke depan.
Bagaimana Caranya Memaafkan Diri Sendiri?
Langkah pertama adalah menyadari bahwa kita juga manusia.Â
Seperti orang lain yang pernah berbuat salah, kita juga berhak untuk memperbaiki diri dan melanjutkan hidup. Tidak ada manusia yang tidak pernah membuat kesalahan, dan kesalahan itu bukan cerminan mutlak dari siapa kita.Â
Seandainya melihat diri sebagai seseorang yang gagal, kita bisa melihatnya sebagai seseorang yang sedang bertumbuh.
Selain itu, penting untuk memisahkan diri kita dari kesalahan yang telah terjadi. Kita bukan kesalahan yang kita buat. Jika hari ini kita lebih bijaksana dibanding kemarin, itu artinya kita telah belajar.Â
Daripada terus-menerus menyalahkan diri sendiri, lebih baik bertanya, "Apa yang bisa kupelajari dari ini?" Dengan begitu, kesalahan di masa lalu bisa menjadi batu loncatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Penting juga untuk mengubah cara kita berbicara pada diri sendiri. Jika teman melakukan kesalahan, kita tidak akan terus-menerus menghakimi mereka, bukan?Â
Maka, mengapa kita melakukannya pada diri sendiri? Mulailah berbicara dengan lebih lembut kepada diri sendiri.Â
Gantilah kalimat seperti, "Aku bodoh sekali," dengan "Aku sedang belajar dari kesalahan ini." Kata-kata yang kita ucapkan pada diri sendiri memiliki kekuatan besar dalam membentuk pola pikir dan perasaan kita.
Terakhir, beri waktu bagi diri sendiri untuk pulih. Memaafkan diri sendiri bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam. Itu adalah proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran.Â
Tidak apa-apa jika hari ini masih merasa bersalah, yang penting adalah tidak membiarkan perasaan itu terus-menerus menghalangi langkah kita ke depan.
Memaafkan diri sendiri adalah bentuk kasih sayang terhadap diri sendiri. Kita tidak bisa kembali ke masa lalu, tetapi kita bisa memilih bagaimana melangkah ke depan.Â
Daripada terus hidup dalam bayangan kesalahan, bukankah lebih baik menggunakan energi itu untuk tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI