Mohon tunggu...
Tesalonika Hsg
Tesalonika Hsg Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Meme, Protes, dan Humor: Bukti Nyata Netizen Lawan Ketidakadilan?

21 Februari 2025   13:11 Diperbarui: 21 Februari 2025   13:20 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sindiran Harvey Moeis: Korupsi Dalam Meme

Di internet, sudah lama beredar meme yang membandingkan dua situasi ekstrem: ikut Squid Game dengan potensi hadiah 400 miliar rupiah versus korupsi timah dengan keuntungan 270 triliun rupiah.

Dalam meme ini terdapat dua panel gambar yang kontras. Panel pertama menampilkan adegan dari Squid Game, serial Netflix terkenal di mana para peserta harus mempertaruhkan nyawa dalam permainan mematikan demi hadiah uang yang sangat besar. Ekspresi wajah para pemain yang penuh ketakutan serta suasana tegang mencerminkan risiko tinggi yang mereka hadapi: satu langkah salah bisa berujung pada kematian.

Sementara itu, panel kedua menampilkan realitas dunia nyata dengan sentuhan humor satir. Dalam versi gambar tersebut, ada gambar seorang pria berjas alias Moeis yang menikah dengan Sandra Dewi di Disneyland. Kontras ini memberikan efek yang menggigit seolah menegaskan bahwa kemegahan tak selalu berarti punya segalanya untuk selamanya.

Dengan perbedaan yang mencolok antara risiko hidup-mati dalam Squid Game dan konsekuensi hukum korupsi yang relatif ringan, meme ini secara efektif mengajak publik untuk mempertanyakan keadilan hukum di Indonesia.

Meme ini adalah aplikasi nyata dari culture jamming yang memanfaatkan humor sarkastik untuk mengkritik ketimpangan sistem hukum di Indonesia. Pesannya jelas: ada ketidakadilan dalam cara hukum menindak kejahatan kerah putih dibandingkan dengan kejahatan lainnya. 

Culture jamming seperti ini bukan hanya hiburan semata, tetapi juga bentuk perlawanan terhadap narasi dominan. Meme menjadi alat bagi masyarakat untuk mempertanyakan moralitas, sistem hukum, dan bagaimana kekuasaan dijalankan. 

Dengan semakin banyaknya orang yang sadar akan praktik ketidakadilan, kritik melalui media digital akan terus berkembang sebagai bentuk protes yang tidak bisa diabaikan.

Masa Depan Kritik Digital di Indonesia

Di era digital, kritik melalui media sosial dan meme semakin sulit untuk dibendung. Selama internet tetap menjadi ruang terbuka bagi ekspresi publik, masyarakat akan terus menemukan cara kreatif untuk menyuarakan keresahan mereka.

Namun, tantangan tetap ada. Regulasi yang semakin ketat terhadap kebebasan berpendapat, ancaman UU ITE, serta risiko kriminalisasi terhadap kritik bisa menghambat kebebasan berekspresi. Di sisi lain, tekanan publik yang kuat terbukti mampu mendorong perubahan, baik dalam kebijakan maupun kesadaran kolektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun