Inilah sebabnya mengapa kandidat dengan IPK tinggi, tetapi tanpa pengalaman kerja nyata yang relevan, bisa saja tersingkir oleh kandidat dengan pengalaman lebih banyak, meskipun IPK mereka lebih rendah.
Apa yang Bisa Dilakukan Fresh Graduate?
Banyak fresh graduate terjebak dalam pola pikir bahwa lowongan kerja selalu tersedia secara terbuka. Padahal, banyak peluang justru datang dari jaringan yang luas.Â
Membangun koneksi dengan senior, mentor, atau komunitas profesional bisa membuka jalan menuju pekerjaan yang tidak diiklankan secara umum. Kalau mau akui, satu rekomendasi orang dalam lebih berharga daripada ratusan lamaran yang dikirim secara online.
Selain itu, dunia kerja lebih menilai keterampilan praktis dibanding sekadar IPK tinggi. Kemampuan komunikasi, problem-solving, hingga adaptabilitas menjadi nilai jual utama di banyak perusahaan. Itulah mengapa pengalaman kerja nyata, seperti magang atau proyek freelance, sering lebih menarik perhatian dibanding deretan angka di transkrip nilai.
Banyak lulusan baru juga terlalu fokus mengejar perusahaan besar, padahal startup dan UMKM menawarkan peluang berkembang yang tidak kalah menarik. Di sana, seseorang bisa belajar banyak hal sekaligus, bahkan memiliki ruang lebih besar untuk berkembang lebih cepat.
Dalam bidang seperti desain grafis, pemasaran digital, atau IT, portofolio nyata jauh lebih berharga dibanding tumpukan sertifikat. Rekam jejak karya lebih bisa membuktikan kemampuan seseorang di mata perekrut.
Terakhir, jangan gengsi memulai dari bawah. Banyak orang sukses berawal dari posisi entry-level yang mungkin terasa tidak ideal, tetapi justru menjadi batu loncatan menuju karier yang lebih besar.
Di era kompetisi ketat yang penuh dengan persaingan, IPK tinggi dan banyaknya sertifikasi memang bisa menjadi nilai tambah, tetapi bukan jaminan mutlak untuk mendapatkan pekerjaan. Industri mencari individu yang siap kerja, fleksibel, dan memiliki keterampilan yang relevan.Â
Maka dari itu, bagi para fresh graduate, tantangan sesungguhnya bukan hanya sekadar mendapatkan gelar, tetapi juga mempersiapkan diri agar benar-benar siap terjun ke dunia kerja yang dinamis dan penuh persaingan. Ditambah dengan pertumbuhan AI yang makin menjamur, masakan fresh graduate yang punya segudang skill kalah dengan AI?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI