Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memetik Janji Presiden dari Persemaian Rumpin

28 Mei 2023   13:51 Diperbarui: 28 Mei 2023   15:19 2053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang bijak pernah berkata, bahwa matahari terbit adalah cara Tuhan untuk mengatakan, "Ayo kita mulai lagi". Nyatanya begitulah siklus yang harus kita hadapi. Memulai hari untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan.

Semangat ini pula yang kami rasakan saat menjemput sinar matahari pagi di Pusat Persemaian (nursery center) Rumpin, Bogor. Ada semangat dan harapan yang ikut tumbuh. Ketika melihat jutaan batang bibit pohon memendarkan cahaya mentari dari embun pagi yang masih tersisa. Ketika melihat kaum ibu dengan senyum cerah yang mengisyaratkan doa saat mereka hendak bekerja.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Tidak jauh dari hiruk pikuk Ibu Kota Jakarta. Hamparan lahan pembibitan pohon seluas 8,8 hektare atau sekitar 12 kali lapangan sepak bola, telah dibangun lengkap dengan berbagai sarana prasarana pendukung yang kekinian.  

Cukup hangat suasana persiapan pagi ini. Ada sekitar 66 orang tenaga harian dimana  39 orang adalah perempuan dan 27 orang laki-laki. Mereka semua adalah masyarakat desa sekitar nursery center berada. Dari tangan-tangan terampil mereka dilahirkan bibit-bibit pohon berkualitas yang siap tanam. Mulai dari penyiapan media tanam, penaburan benih dan penyapihan, penyiangan, pemupukan dan pemeliharaan, hingga bibit siap didistribusikan.


Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

"Tahun 2022 ada 96 tenaga harian masyarakat yang kami libatkan karena target produksi bibit sebanyak 8 juta batang harus terpenuhi selama setahun. Sangat membantu bagi ekonomi masyarakat desa sekitar, disaat Covid-19 masih membayangi." Ujar Pina Ekalipta, kepala Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung, saat kami menjumpainya sehari sebelum berkunjung ke Rumpin.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Sebagai informasi, Pusat Persemaian Rumpin saat ini dikelola oleh Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Diinisiasi sejak tahun 2020, Pusat Persemaian Rumpin baru diresmikan oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo setahun yang lalu, yaitu pada bulan Juni 2022 bertepatan dengan peringatan hari lingkungan hidup.  

Pusat Persemaian yang berlokasi di kecamatan Rumpin ini akan menjadi sentra untuk memproduksi kebutuhan bibit pohon bagi masyarakat serta untuk menghijaukan lahan kritis pada Daerah Aliran Sungai (DAS).

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Nama kecamatan Rumpin mungkin selama ini kurang populer di telinga masyarakat. Namun sejak dikunjungi oleh Presiden RI dan dibangunnya nursery center, tampaknya nama Rumpin kerap muncul di berbagai media.

Jika sebelumnya, Rumpin identik dengan jalanan berdebu dan berlubang lantaran kerap dilalui truk-truk angkut galian pasir dan batu. Saat ini wilayah Rumpin lebih dikenal setelah memiliki hamparan pusat persemaian dimana jutaan bibit pohon dihasilkan.

Tidaklah sulit untuk mencapai lokasi persemaian ini dari Jakarta. Cukup buka google maps lalu ketik Pusat Persemaian Rumpin. Maka kita akan diarahkan melewati rute terbaik dengan melewati daerah Parung, Bogor atau melalui daerah Cisauk, Tangerang.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Dari beberapa catatan, konon nama Rumpin berasal dari kata Rumpun. Dahulunya wilayah Rumpin kaya akan rumpun bambu dan sudah menjadi komoditas perekonomian masyarakat disana. Dulunya rumpun bambu ini dipanen dan dikirim dengan cara dihanyutkan di Kali Cisadane menuju Tangerang dan wilayah Jakarta Bagian Barat. Namun ada juga cerita yang menyebutkan bahwa nama Rumpin merupakan kepanjangan dari "Rumah Pemimpin" yang memiliki makna bahwa tanah Rumpin adalah tempat kumpulnya para pemimpin atau daerah yang menghasilkan para pemimpin.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi
  • Dari Rumpin untuk Komitmen Global

Untuk menghadapi krisis akibat dampak perubahan iklim yang saat ini telah menjadi isu utama di kancah global, Presiden RI telah menargetkan pembangunan pusat persemaian di berbagai wilayah di Indonesia. Penyediaan bibit dari pusat persemaian untuk penghutanan kembali akan menjadi salah satu langkah konkret Indonesia dalam meningkatkan aksi mitigasi guna menekan laju perubahan iklim.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Saat ini Pemerintah dengan melibatkan Swasta melalui skema Public Private Partnership tengah membangun 9 pusat persemaian. Terdapat 5 Pusat Persemaian yang saat ini dibangun di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dan 4 Pusat Persemaian lainnya berada di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan di Jawa Barat, yaitu Rumpin. Selain membangun Pusat Persemaian, Pemerintah juga telah memiliki persemaian permanen yang dikelola oleh KLHK melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) selaku Unit Pengelola Teknis yang tersebar di berbagai daerah.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Pusat Persemaian Rumpin yang diresmikan pada tahun 2022  adalah pusat persemaian berskala besar pertama yang dimiliki Indonesia. Proses pembangunan dimulai sejak 2021 dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta APRIL Group. Dalam implementasinya lebih lanjut, Nursery center Rumpin dikelola oleh Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung, KLHK.  

Selama tahun 2022, sebanyak 8 juta batang bibit siap tanam telah diproduksi dari Pusat Persemaian Rumpin. Pada tahun yang sama, lebih dari separuhnya telah didistribusikan dan ditanam di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Lampung.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Tahun 2023 ini, target produksi bibit ditetapkan sebanyak 3 juta batang, sembari tetap melanjutkan distribusi bibit pada lokasi rehabilitasi hutan dan lahan, atau untuk masyarakat yang ingin menanam pohon. Hingga bulan ke-5 saat kami mengunjungi Pusat Persemain Rumpin, tercatat di papan informasi di Nursery bahwa dari target 3 juta batang bibit di tahun 2023 telah diproduksi sebanyak 1.504.338 batang atau 50,14 % dari target.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Sedikitnya ada 16 jenis bibit pohon yang diproduksi di Pusat Persemaian Rumpin, yaitu dari kelompok jenis pohon penghasil kayu, seperti sengon, jati, mahoni, ekaliptus, manglid dan balsa; dan juga kelompok jenis pohon kaya manfaat (Multi Purpose Trees Species) seperti nangka, alpukat, sirsak, durian, jengkol, jambu biji, petai, salam, kaliandra, dan kayu putih. Tahun 2023 ini, Pusat Persemaian Rumpin juga memproduksi dan mengembangkan bibit untuk penanaman di Mangrove yaitu pohon bakau (Rhizopora sp) yang sumber benihnya berasal dari Indramayu.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi
  • Menjadi Center of Excelence

Tidak semudah yang terlihat tentunya. Memproduksi jutaan bibit pohon berkualitas adalah rangkaian proses nan apik serta memerlukan kemampuan manajemen yang seksama.

Seni dan praktek dalam memproduksi bibit ini, tidak hanya dalam menentukan jenis pohon dan jumlah target semata, tetapi juga memilah sumber benih, manajemen SDM atau tenaga kerja, sarana - prasarana, media tanam, pemeliharaan, distribusi, teknologi pendukung, tata kelola kolaborasi dan lain sebagainya.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Pusat Persemain Rumpin telah dilengkapi berbagai sarana prasarana diantaranya blok rumah perkecambahan, blok rumah aklimatisasi, blok rumah produksi, blok area tumbuh terbuka (open growing area), Rumah Pompa, Rumah Genset, Rumah Panel, Kolam penampung, Ultrafiltrasi, Kolam sedimentasi, Sumber Air (water intake), Menara Pandang, Gazebo, Gerbang/Gate, Taman dan Penanda serta akses fasilitas Jalan di persemaian nan mulus.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Untuk mendukung kinerjanya, pada Pusat Persemaian juga telah tersedia kendaraan truck dan pick up untuk distribusi bibit, memasok media tanam, pupuk, serta operasional lainnya. Selain itu juga ada  sepeda motor listrik untuk kontrol  wira-wiri.

Pusat Persemaian Rumpin memanfaatkan air baku untuk memenuhi kebutuhan air bagi bibit-bibit pohonnya. Dengan begitu, penyiraman tidak dilakukan manual oleh tenaga manusia. Meski demikian, tenaga manusia masih diperlukan pada sebagian besar proses produksi di kebun tersebut.

"Pusing aku. target berkurang dari 8 juta bibit jadi 3 juta batang bibit di tahun 2023 ini karena alokasi anggaran berkurang. Sempat didemo oleh masyarakat karena terpaksa harus mengurangi tenaga harian. Tapi nggak apa-apa. Produksi bibit siap tanam sebagai amanah Presiden harus tetap berjalan. Masyarakat kami ajak duduk bersama, solusinya dengan sistem rolling antar mereka untuk bekerja," kata Pina kepada kami.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Untuk tahun 2023 ini, selain  66 orang tenaga harian dari masyarakat yang ikut bekerja, nursery center juga didukung oleh 56 orang staff manajemen, mulai dari juru mudi, mandor, asisten mekanik, staf perkantoran, termasuk manager Pusat Persemaian.

Setiap hari selalu ada yang datang ke Pusat Persemaian untuk meminta bibit yang siap tanam. Dari masyarakat umum bisa mengambil 25 batang bibit per orang dengan syarat mengisi formulir dan melampirkan fotokopi KTP. Pengambil bibit harus memastikan bibit itu akan ditanam nantinya dengan menunjukka foto dan koordinat geotagging dimana bibit itu ditanam.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Untuk permohonan bibit dengan jumlah besar harus menyertakan proposal dan sketsa tempat penanaman. Praktik distribusi bibit telah ditunjukkan oleh adanya kerjasama sinergitas antara Balai Pengelolaan DAS selaku pengelola persemaian Rumpin dengan beberapa Pemerintah Daerah di Kabupaten Sukabumi, Bogor, Cianjur, Jawa Barat dan Kabupaten Lebak, Banten.  Pada wilayah kabupaten tersebut, jumlah bibit yang didistribusikan dan ditanam adalah yang terluas.

Pusat Persemaian Rumpin telah menjadi salah satu contoh nyata kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam upaya mitigasi dampak perubahan iklim yang saat ini dijadikan isu utama oleh negara di seluruh dunia. Demi mengoptimalkan dan mewujudkan upaya penanganan perubahan iklim, Pemerintah akan membuka pusat persemaian berskala besar lainnya dengan mencontoh Rumpin.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi
  • The Power of Emak-emak: Menyemai Benih Merawat Jagad

Matahari masih bersinar lembut karena sisa mendung masih menggantung di langit Rumpin. Sepasang ibu-ibu terlihat tengah bersiap-siap memasuki ruang perkecambahan dan area aklimatisasi di Pusat Persemaian Rumpin.

Dengan gunting tanaman di tangan kanan dan menenteng karung plastik di kiri Ibu Suana dan Ibu Kholis terlihat sangat telaten menyiangi bibit dari rumput-rumput kecil yang ikut tumbuh di media pada polybag. Sebelum bibit dipindahkan ke Open Growth Area, setelah dari Rumah Perekecambahan bibit perlu dipelihara terlebih dahulu pada area aklimatisasi.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Ibu Suana adalah seorang janda yang memiliki 3 orang anak. Anak pertama dan kedua sudah mandiri dan menikah sedangkan anak ketiga masih sekolah tuturnya. Bekerja di Pusat Persemaian Rumpin sangan membantu bagi kehidupan Ibu Suana agar tetap mandiri bisa menyekolahkan anak dan memenuhi kehidupan sehari-hari.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

"Kalau saya di rumah saja jadinya malah nanti saya sakit-sakitan. Saya lebih suka bekerja karena selain untuk pemasukan ini juga bagus untuk kesibukan saya. Lagian kesini saya tinggal jalan kaki karena tidak jauh dari rumah." Ujar bu Suana.

Sama halnya dengan Ibu Suana, Ibu Kholis bekerja di Pusat Persemaian Rumpin untuk membantu ekonomi keluarga. Begitu juga dengan Ibu Harti yang saya jumpai di ruang perkecambahan saat sedang menyapih kecambah sengon.  Suaminya bekerja memuat pasir dan batu atau biasa disebut ganjuran. Bekerja sebagai tenaga harian di Persemain Rumpin memberikan tambahan pemasukan bagi rumah tangga mereka.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Rumah Perkecambahan atau Germination House Area (GHA) adalah ruang yang dirancang untuk perkecambahan benih dan perawatan sampai tumbuh menjadi semai. Di dalam GHA terdapat fasilitas penyiraman (irigasi) otomatis dengan menggunakan spinet kapasitas 90 liter/jam dan jaring peneduh (shading net) yang dapat diatur pembukaannya sesuai dengan kebutuhan. Di dalam GHA terdapat alat ukur suhu ruangan (minima dan maxima thermoneter) dan alat ukur kelembaban udara (wet and dry thermometer) GHA terdiri dari 4 blok dimana masing-masing blok memiliki kapasitas 255.600 batang semai dalam tube. Kapasitas keseluruhan di dalam GHA (blok 1-4) dapat menampung sebanyak 1.022.400 batang.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Dari GHA bibit dipindahkan ke area aklimatisasi atau Acclimatization House Area (AHA). Pada area ini bibit dipelihara dengan tetap diberikan naungan sebagai perlindungan dari terik matahari. Tujuannya bibit beradaptasi sebelum dipindah ke area terbuka. Pada area ini juga terdapat fasilitas irigasi dan pemupukan (fertigasi) dengan menggunakan spinet kapasitas 120 liter/jam serta alat ukur suhu dan kelembaban udara. AHA terdiri dari 4 blok dimana masing-masing blok memiliki kapasitas 236.160 batang bibit atau jumlah keseluruhan AHA (blok 1-4) adalah sebanyak 944.640 batang. 

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Dalam kondisi bibit yang telah memerlukan penjarangan maka bibit perlu disusun dengan intensitas penjarangan sebesar 50% sehingga pada kondisi yang demikian kapasitas di AHA menjadi separuhnya menjadi 472.320 batang.

Setelah dari AHA bibit dipindahkan ke Area Penumbuhan Terbuka atau Open Growing Area (OGA)/ yaitu area untuk pemeliharaan bibit lanjutan dan proses penguatan batang (hardening). Pada area ini bibit dipelihara sampai dengan siap tanam di lapangan.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Area terbuka terdiri dari 3 bagian yaitu OGA 1, OGA 2 dan OGA 3. Dalam rancangan awal, pada OGA 1, bibit di dalam polybag disusun rapat sehingga kapasitas area ini adalah sekitar 920.448 batang. Namun sejalan dengan dinamika di persemaian saat ini pada OGA 1 diletakkan bibit dalam polytray. Pada OGA 2 dan OGA 3 bibit disusun di dalam rangka besi (frame tray) dengan intensitas penjarangan 50 %. Kapasitas bibit pada OGA 2 dan OGA 3 masing-masing sebanyak 336.000 batang. Secara keseluruhan kapasitas OGA sebanyak 1.592.448 bibit. Pada area OGA 1 terdapat fasilitas irigasi dan fertigasi dengan menggunakan meganet kapasitas 450 liter/jam, OGA 2 dan OGA 3 kapasitas 600 liter/jam. Selain itu terdapat alat ukur suhu dan kelembaban udara.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Lebih dari separuh  tenaga kerja harian di Persemaian Rumpin adalah perempuan yaitu berjumlah 39 orang dari total 66 orang. Hampir disetiap tahapan produksi bibit melibatkan kaum ibu. Mulai dari Rumah Produksi awal, tenaga kerja kaum ibu ikut serta dalam memuat media tanam ke dalam polybag.

Rumah Produksi atau Production House Area (PHA) adalah area untuk penyiapan media tanam dan pengisian ke polytube, perlakuan pendahuluan benih, penaburan benih dan transfer bibit dari polytube ke dalam wadah tanam yeng lebih besar/polybag. Bahan media yang digunakan yaitu campuran cocopeat dan sekam (rice husk) dengan perbandingan 80% : 20%, ditambah dengan pupuk dasar NPK yang bersifat slow release dengan takaran 4 Kg/m3 dan Rock Posphate 3 Kg/m3.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Tenaga kerja harian perempuan lebih banyak terlibat pada aktivitas pemeliharaan bibit. Proses pemeliharaan di persemaian dilakukan secara rutin supaya bibit dapat tumbuh dengan optimal. Beberapa rutinitas aktivitas pemeliharaan bibit antara lain yaitu flushing media tanam, pencabutan tanaman mati, penyiangan, penyiraman, pemupukan, penjarangan, sanitasi, sortasi, oversack dan konsolidasi bibit.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Cabut Tanaman Mati merupakan salah satu teknik seleksi bibit pada potrays dengan cara mencabut tanaman mati dan membersihkan media tanam bekas tanaman mati tersebut di tube dengan tujuan untuk mencegah kontaminasi penyakit/ jamur penyebab tanaman tersebut mati sehingga tidak menular pada tanaman yang lain. Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman (bibit) dan sekaligus menggemburkan tanah. Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Tanaman yang ditumbuhkan harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan agar mampu menghasilkan tumbuh secara optimal. Selain cabut tanaman mati dan penyiangan, kegiatan lain yang dilakukan ibu-ibu di Persemaian adalah melakukan oversack. Kegiatan oversack merupakan kegiatan pemindahan bibit tanaman dari media polytube ke media polybag dengan tujuan agar pertumbuhan bibit pada media yang lebih besar dapat lebih optimal.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Tenaga kerja harian juga kami jumpai di Area Penumbuhan Terbuka atau Open Growing Area. Proses pemeliharaan bibit di area tumbuh adalah bagian akhir sebelum seleksi bibit yang layak untuk siap distribusi.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Adalah bu Elin, seorang Ibu Rumah Tangga yang saat itu tengah menyiangi rumput liar dari hamparan bibit di OGA. Suaminya kebetulan juga merupakan tenaga security di Pusat Persemaian Rumpin. Memiliki 2 orang anak yang sudah bersekolah, bekerja sebagai Tenaga harian di Nursery Rumpin sangat membantu bagi ekonomi keluarga.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Sebelumnya suaminya bekerja ganjuran di galian pasir dan batu yang sebenarnya penuh dengan resiko kerja dan tidak ramah lingkungan. Bagi meraka warga desa Rumpin, bekerja di Pusat Persemaian memberikan rasa kebanggaan tersendiri.

Saat kita mengunjungi Rumpin memang kerap terlihat Truck yang mengangkut Pasir dan Batu. Banyak galian pasir dan batu di wilayah tersebut sehingga sebagian besar laki-laki menjadi tenaga kerja di sektor pertambangan ini, dan sebagai besar lagi bekerja ke luar desa yaitu di Jakarta atau Tangerang.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Sebagian besar tenaga harian laki-laki yang bekerja di Pusat Persemaian Rumpin tadinya adalah bekas penambang pasir dan batu. Adanya Nurcery Center di Rumpin tentunya bisa memberikan lapangan pekerjaan green jobs bagi warga sekitar. Green jobs merupakan jenis pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan. Green jobs menjadi identitas dari perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan mampu melestarikan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Jenis pekerjaan ini berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi
  • Dukungan Pengembangan SDM di Balai Pelatihan LHK Rumpin  

             Jika anda mengunjungi Pusat Persemaian Rumpin, pastikan anda juga menyambangi Balai Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rumpin, yang dulunya lebih dikenal dengan nama Balai Diklat Kehutanan Rumpin. Lokasi kantornya bersebelahan dengan Blok Pusat Persemaian Rumpin,

             Balai Pelatihan LHK Rumpin telah lama ada di Rumpin sebagai UPT KLHK yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas SDM lingkungan hidup dan kehutanan. Sebelum Pusat Persemaian Rumpin dibangun, Balai ini sudah ada lebih dulu untuk mengelola Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus yaitu untuk kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan. Hingga saat ini pun Balai ini masih tetap menjadi sentra untuk pendidikan dan pelatihan ASN KLHK dan juga masyakarat serta pelajar yang ada di sekitar Rumpin, baik Jakarta, Depok dan Bogor.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Kamarudin Laode, selaku kepala Balai  Pelatihan LHK Rumpin yang kami jumpai di kantornya menerangkan bahwa, "saat ini selain kegiatan rutin untuk pelatihan, Balai juga akan terus melanjutkan kerjasama parapihak yang sudah ada, termasuk membina Kelompok Tani Hutan yang memanfaatkan lahan agroforestry pada hutan diklat.  Tentunya kami juga berharap akan lebih banyak mitra kerja yang mendukung kinerja Balai Pelatihan LHK di Rumpin, yang dekat tapi jauh ini."

Balai Pelatihan LHK Rumpin dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana di dalamnya, baik ruang kelas hingga asrama, tempat olah raga dan tempat ibadah. Selain itu Balai ini juga memiliki fasilitas hutan diklat yang didukung demplot kupu-kupu, demplot koleksi bambu, demplot arboretum, demplot tanaman obat, dan demplot persemaian. Di dalam komplek Balai Pelatihan LHK Rumpin juga ada laboratorium kultur jaringan dan blok sumber benih vegetative yang saat ini dikelola oleh Balai DAS Citarum-Ciliwung.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Keberadaan Nursery Center Rumpin tidak bisa dipisahkan dari Hutan Diklat Rumpin. Rumpin Eco Edu forest (REEF) menjadi sebutan baru bagi KHDTK Hutan Diklat Rumpin yang dikembangkan sebagai sarana pendidikan dan pelatihan ekowisata dalam mendukung pembangunan SDM Indonesia di bidang Lingkungan Hidup dan  Kehutanan serta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya sekitar KHDTK Rumpin.

Hutan Diklat Rumpin telah dikembangkan sebagai sarana belajar, tidak hanya bagi peserta diklat formal tetapi juga dunia pendidikan dan masyarakat secara umum, serta mengajak partisipasi para pihak dalam pengembangannya ; pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dunia usia (CSR), dunia organisasi pemuda dan masyarakat secara luas. Dengan pengembangan kerjasama ini, geliat dan kiprah masyarakat akan lebih dinamis, menggerakan roda-roda sosial dan ekonomi  wilayah serta membuka berbagai kesempatan baru bagi para pihak.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

Keberadaan Balai Pelatihan LHK Rumpin yang telah ada lebih dulu di Rumpin tentunya akan sangat mendukung pengembangan Pusat Persemaian Rumpin lebih lanjut.

Pulang dari Rumpin membawa sejuta cerita yang sayang jika tidak kami ceritakan. 25 batang bibit jengkol masing-masing kami bawa dari Nursery Center Rumpin dan akan kami tanam di komplek perumahan tempat kami tinggal.

Terimakasih Rumpin.

Foto: Khulfi
Foto: Khulfi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun