Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekowisata: Solusi Sehat Pemulihan Ekonomi Nasional

19 Mei 2021   10:21 Diperbarui: 19 Mei 2021   10:28 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama bulan Mei tahun 2021 ini saya mengikuti pelatihan online dari Pemerintah Thailand tentang Pembangunan Ekowisata Berkelanjutan - Berbasis Masyarakat di Saat New Normal dengan filosofi ekonomi kecukupan (Sufficiency Economy Philosophy/SEP). Filosofi ini ternyata tengah dipromosikan oleh berbagai akademisi, Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah di Thailand serta telah diterapkan oleh ribuan desa di Thailand.

Filosofi ini menekankan bahwa Pembangunan negara harus berjalan secara bertahap. Pertama-tama, harus ada landasan dengan mayoritas rakyat memiliki cukup nafkah dengan menggunakan metode dan peralatan yang ekonomis tetapi juga secara teknis benar. Ketika fondasi yang aman seperti itu cukup siap dan beroperasi, maka itu dapat secara bertahap diperluas dan dikembangkan untuk meningkatkan kemakmuran dan standar ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi secara bertahap.

Bagi penikmat ekowisata di tanah air tentu hal ini bukan sesuatu yang baru, namun bagaimana Thailand mengemas dan menjual ekowisata, serta percaya diri membagikan potret dan ilmu kelola pariwisata ke berbagai negara tentu suatu saat akan berimbas ke sektor ekowisata disana.

Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah-daerah alami yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat setempat, melibatkan interpretasi serta pendidikan lingkungan hidup (The International Ecotourism Society, 2015).

Berdasarkan hasil Passenger Exit Survey (PES) diketahui bahwa Destinasi Wisata Alam masih menjadi salah satu tujuan favorit dan alasan sebagian besar wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, sehingga aspek Sustainable Tourism menjadi sarat penting dalam upaya keberlanjutan pariwisata di tanah air ini.

Manfaat ekowisata berdampak dalam berbagai aspek, diantaranya konservasi, pemberdayaan masyarakat dan pendidikan lingkungan. Ekowisata dan konservasi harus diartikan sebagai insentif ekonomi yang efektif untuk melestarikan, meningkatkan keanekaragaman hayati, melindungi warisan alam serta budaya.

Ekowisata melibatkan masyarakat lokal, berarti meningkatkan kapasitas dan menambah kesempatan kerja masyarakat lokal. Konsep ekowisata adalah sebuah metode yang efektif untuk memberdayakan masyarakat lokal di seluruh dunia guna melawan kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan.

Dari aspek pendidikan lingkungan, berarti kegiatan wisata yang dilakukan juga akan memperkaya pengalaman serta kesadaran lingkungan melalui interpretasi. Kegiatan Ekowisata harus mempromosikan pemahaman, penghargaan yang utuh terhadap alam dan sosial budaya setempat.

Dengan adanya Pandemi Covid-19 yang melanda secara global tampaknya ekowisata bisa menjadi denyut awal dari gairah pariwisata secara nasional pasca pandemi.

Sejumlah destinasi di berbagai daerah sudah aktif menjamu wisatawan dengan prosedur protocol kesehatan. Di sini lain, wisatawan pun kini lebih selektif memilih destinasi wisata yang dikunjungi. Tak hanya faktor kenyamanan berwisata, tetapi  juga faktor kesehatan, keamanan dan kualitas berwisata. Tentu ini menjadi sebuah tantangan bagi stakeholder pariwisata untuk meningkatkan mutu destinasi wisata. Tidak sekedar berlomba memikat arus kunjungan wisatawan, namun sekaligus juga mempertimbangkan keberlanjutan, keamanan dan kenyamanan berwisata.

Ekowisata tampaknya akan menjadi tren pasca pandemi karena dinilai lebih solutif untuk mendorong terciptanya pariwisata berkelanjutan yang memperhatikan aspek konservasi lingkungan, kelestarian ragam budaya dan kemandirian ekonomi masyarakat lokal.

Penyelenggara pariwisata harus mampu memasarkan paket-paket ekowisata yang kekinian sesuai target pasar yang dibidik, terutama milenial yang suka dengan petualangan dan wisata alam yang menantang. Bagaimana implementasi konsep ekowisata dan penguatan kapasitas pelaku bisnis wisata dan stakeholder terkait untuk mempercepat eskalasi pariwisata berkelanjutan adalah kebutuhan yang harus dipahami oleh para pihak.

Indonesia memiliki berjuta potensi ekowisata yang patut dikunjungi oleh masyarakat baik di dalam negeri maupun dari luar negeri. Destinasi tersebut ada yang berupa kawasan konservasi maupun bukan kawasan konservasi.  Keberadaan destinasi ini dapat memutar roda perekonomian Indonesia kembali bangkit. Ini secara langsung juga meningkatkan pendapatan ekonomi warga setempat di sekitar destinasi. Mereka adalah masyarakat yang mengelola Desa Wisata, Destinasi Ekowisata, Sarana Aktifitas Ekowisata,, masyarakat Desa Penyangga Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, Pedagang makanan dan cinderamata, jasa dokumentasi, jasa akomodasi, jasa transportasi dan lain-lain.

Masyarakat perkotaan tidak harus antri berjam-jam untuk masuk ke sebuah mall atau pusat perbelanjaan saat pandemi. Masyarakat bisa mengunjungi taman, situ, pantai, desa atau berbagai destinasi ekowisata lainnya dengan tetap taat protocol kesehatan. Kita semua sepakat bahwa di era digital saat ini maka pariwisata adalah kebutuhan.

Dengan kekayaan ragam destinasi, baik di level lokal (desa) maupun lintas daerah, maka berbagai opsi pilihan harus dipromosikan agar tidak terjadi penumpukan pada salah satu destinasi saja. Maka adalah peran dari Pemerintah Daerah untuk menyajikan peta destinasi tersebut baik secara oline maupun offline.

Bagi anda yang punya pendapatan lebih, jangan menunda dan pelit untuk membelanjakan uang anda melalui ekowisata. Bagaimanapun ekowisata sebagai bagian dari pariwisata terbukti menyumbang porsi PDB dan mampu menjadi roda penggerak ekonomi, baik secara backward linkage maupun forward linkage.

Definisi wisatawan mancanegara sesuai dengan rekomendasi United Nation World Tourism Organization (UNWTO) adalah setiap orang yang melakukan perjalanan ke suatu negara di luar negara tempat tinggalnya, kurang dari satu tahun, didorong oleh suatu tujuan utama (bisnis, berlibur, atau tujuan pribadi lainnya), selain untuk bekerja dengan penduduk negara yang dikunjungi. Definisi ini mencakup dua kategori tamu mancanegara, yaitu Wisatawan (tourist) dan Pelancong (Excursionist).

Menurut BPS, Wisatawan di Indonesia biasa dibedakan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu wisatawan mancanegara (luar negeri) dan wisatawan nusantara (dalam negeri). Tidak perlu memikirkan berapa jumlah wisatawan yang berkunjung (kuantitas), melainkan perlu kita pikirkan kualitasnya, berapa banyak uang yang harus dibelanjakan mereka untuk memutar roda perekonomian.

Khulfi M Khalwani
Perencana Muda
langitborneo@gmail.com
Salam sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun