Tangkahan yang dikelilingi oleh Taman Nasional Gunung Leuser terkenal dengan gajah-gajah sumatera sebagai hewan penghuninya. Dilansir dari tangkahan.id, kawasan ekowisata ini mencakup 17.000 hektar hutan hujan yang menakjubkan yang sebagian belum terjamah dengan pohon-pohon purbanya, habitat bagi primata liar seperti orang utan, air terjun, gua, dan sumber air panas serta warga desa yang ramah.
Kawanan gajah sumatera di Tangkahan ada sembilan ekor. Pimpinan kawanan gajah ini dan menjadi ikon ekowisata Tangkahan bernama Theo.
Kawanan gajah sumatera ini adalah salah satu dari tiga sub spesies gajah Asia yang diakui berasal dari pulau sumatera, Indonesia. Pada tahun 2011, uni internasional untuk konservasi alam, International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) meningkatkan status gajah sumatera dari terancam punah menjadi sangat terancam punah dalam daftar merahnya, karena populasinya telah menurun setidaknya 80% selama tiga generasi terakhir atau dalam 75 tahun terakhir.
Penyebabnya adalah hilangnya sebagian besar habitatnya karena perkembangan industri kelapa sawit, degradasi dan fragmentasi, serta perburuan. Lebih dari 69% habitat gajah potensial telah hilang dalam 25 tahun terakhir. Sebagian besar tutupan hutan yang tersisa berada di blok yang lebih kecil dari 250 kilo meter persegi, yang terlalu kecil untuk menampung populasi gajah yang layak.
Kami sebelumnya kurang mendapatkan informasi kalau pada hari lebaran idul fitri, kawanan gajah ini juga berlibur, karena para pawang gajah juga berlibur. Jadi kami tidak bisa merasakan aktivitas wisata berjalan kaki menyusuri hutan ditemani gajah (tracking gajah), atau sekadar berfoto dengan gajah, atau berinteraksi dengan gajah seperti memberi makan dan memandikan gajah.
Kegiatan yang kami lakukan adalah mandi di sungai, berfoto ria di air terjun bersama rombongan, berendam air panas dari sumber air panas alami. Kegiatan lainnya yang bisa dilakukan adalah menikmati keseruan menyusuri sungai dengan ban (river tubing), tapi mempertimbangkan arus sungai yang cukup deras karena hujan semalam maka kami tidak melakukan kegiatan ini, apalagi ramai anak-anak di rombongan kami.
Meskipun hanya semalam, dan disambut oleh cuaca hujan begitu tiba, menginap dan beraktivitas di surga tersembunyi yang sesungguhnya di Tangkahan jelas menghadirkan pengalaman yang tak akan terlupakan.
Setidaknya meskipun kecil, kehadiran kita dan keseruan menikmati pengalaman mengalami hutan di Tangkahan adalah bentuk dukungan kita kepada komunitas yang ada di sana yang turut berperan menjaga kelestarian hutan dan segala vegetasi di dalamnya, berikut gua-gua, lembah, bukit, air terjun, dan sungai-sungainya.
Siap menjejak Tangkahan berarti siap merangkul hujan dan mengalami hutan dalam sepaket lengkap pesona dan tantangan alam sekaligus. Kalau tidak begitu mana mungkin dia hadir dengan slogan The Real Hidden Paradise.