Malam semakin larut, hujan sudah mereda, sekarang tinggal rintik rinai hujan yang jatuh menemani suara-suara serangga malam yang terdengar sayup-sayup dari hutan di seberang sungai. Ibu-ibu dan anak-anak sebagian sudah beranjak untuk tidur, sementara itu bapak-bapak ada yang masih bernyanyi diiringi petikan gitar dan minuman tuak sebagai penghangat badan.
Kami memilih duduk-duduk sambil mengobrol di warung penginapan ini dengan salah seorang warga lokal bermarga Sinulingga.
Dia menawarkan berbagai aktivitas yang bisa kami lakukan bersama seluruh rombongan pada esok hari. Bang Sinulingga yang bisa disebut sebagai pemandu lokal ini menawarkan paket trekking tujuan ke air terjun yang aman untuk anak-anak, bisa untuk berfoto-foto, lalu berendam ke sumber air panas, tapi karena kolamnya masih alami dan terbatas maka mandinya harus bergantian. Selanjutnya, mandi di pantai pasir yang tentu saja aman untuk anak-anak.
Untuk harga paket trekking ini sebesar lima puluh ribu rupiah per orangnya sudah termasuk biaya jasa pemandu. Kalau mau disiapkan dengan makan siangnya maka ada tambahan lima puluh ribu rupiah lagi per orangnya dan diantarkan ke lokasi.
Setelah kami rembugkan bersama bapak-bapak dan ibu-ibu yang masih terbangun, akhirnya kami sepakat untuk mengambil paket trekking yang ditawarkan bang Sinulingga itu, tapi bekal makan siang kami bawa sendiri supaya lebih hemat. Dia pun setuju, katanya dia akan mengecek terlebih dahulu rutenya yang akan dijalani untuk memastikan situasinya karena kami membawa serta anak-anak.
Bang Sinulingga menyarankan agar kami berangkat agak pagi, sekitar pukul delapan atau paling lambat pukul delapan lebih tiga puluh menit, karena esok hari adalah hari libur lebaran, jadi kemungkinan semua lokasi akan ramai didatangi pengunjung. Kata Bang Sinulingga, dia pun tak rela kalau kami pulang tanpa membawa kenangan manis dari Tangkahan.
Menikmati Tangkahan
Keesokan harinya kami segera mengemasi barang-barang bawaan untuk bisa segera menuju lokasi yang telah ditentukan. Untuk menuju lokasi dimaksud kami harus menyeberangi sungai lewat jembatan gantung.
Lokasi ekowisata Tangkahan ini berada di sekitar titik pertemuan dua aliran sungai yang cukup besar yakni Sungai Buluh dan Sungai Batang. Pada saat kami datang, aliran Sungai Batang agak keruh airnya mungkin karena hujan dari kemarin. Namun, aliran Sungai Buluh relatif lebih jernih, mungkin karena kedua sungai ini berbeda sumber airnya.