Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pulang ke Jogja, Selain Menuntaskan Rindu dan Menyinggahi Angkringan, Apa Lagi?

7 Februari 2024   12:38 Diperbarui: 8 Februari 2024   11:23 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulang ke Jogja, Selain Menuntaskan Rindu dan Menyinggahi Angkringan, Apa Lagi? (Dok. Pribadi)

Nongkrong di Malioboro

Berangkat pada Senin, 8 Januari 2024 sekitar pukul 20.30 wib dari Malang, kami tiba di Jogja pada Selasa, 9 Januari 2024 sekitar pukul 02.30 wib. Perjalanan dengan bus melintasi jalan tol terasa nyaman, beberapa kali kami berhenti di rest area melepaskan hajat yang meronta di tengah perjalanan yang memakan waktu selama lebih kurang 6 jam itu.

Pukul 02.30 wib di Malioboro tidaklah sepi, masih ada mas penjual mi dok-dok dan aneka minuman ringan yang masih setia berjualan dengan gerobaknya di sekitar plank penanda jalan Malioboro yang ikonik itu. Kami duduk lesehan di atas selembar tikar yang digelar di atas aspal, sebagian memesan mi instan kuah, sebagian lagi memesan mi dok-dok, kopi tubruk dan teh manis.

Suasana dini hari di Jl. Malioboro, Jogjakarta (Dok. Pribadi)
Suasana dini hari di Jl. Malioboro, Jogjakarta (Dok. Pribadi)

Nongkrong di Malioboro kali ini terasa lebih berkesan, sehubungan dengan penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta (The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks) sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee) tanggal 18 September 2023 di Riyadh, Arab Saudi.

Konsep tata ruang yang kemudian dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali pada abad ke-18 oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono I atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Mangkubumi.

Sri Sultan Hamengku Buwono I mulai membangun Keraton Yogyakarta pada tanggal 9 Oktober 1755, dan mulai digunakan pada 7 Oktober 1756. Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa yang berbentuk struktur jalan lurus membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.

Dilansir dari laman jogjaprov.go.id, struktur jalan pada sumbu filosofi Jogja berikut beberapa kawasan di sekelilingnya penuh dengan simbol filosofis yang merupakan perwujudan falsafah Jawa tentang daur hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis antar manusia, antara manusia dan alam (Hamemayu Hayuning Bawana), hubungan antara manusia dan Sang Pencipta, antara pemimpin dan rakyatnya (Manunggaling Kawula Gusti), serta dunia mikrokosmik dan makrokosmik.

Dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, Indonesia kini memiliki enam warisan budaya dunia, yakni Candi Borobudur (ditetapkan 1991), Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019), dan Sumbu Filosofi Yogyakarta (2023).

Nongkrong di Malioboro, meskipun mungkin terasa biasa bagi warga yang tinggal di Jogja, bagi saya dan istri terasa sepadan meskipun harus menempuh perjalanan beribu kilometer jauhnya dari Tanah Karo. Pada dua malam yang berbeda selama di Jogja, kami sempatkan dua kali ikut bernyanyi bersama pengamen jalanan Malioboro di antara ramainya Jogja.

Sampai-sampai pengamennya mengenal kita sebagai Andien dan Aldebaran, wkwkw, pasangan suami istri yang merupakan tokoh utama dalam sinetron Ikatan Cinta. Soundtrack-nya yang berjudul "Tanpa Batas Waktu" itu aku nyanyikan pada malam itu, meskipun dengan terbata-bata, di Malioboro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun