Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merayakan Kemerdekaan dan 3 Pertimbangan dalam Kreasi Mural Sederhana

17 Agustus 2021   22:06 Diperbarui: 18 Agustus 2021   00:22 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi mural dalam rangka merayakan HUT RI ke-66 Tahun 2011 (Dokpri)

Jalan Muli Br Sebayang adalah salah satu ruas jalan di sudut kelurahan ini yang dinding-dindingnya sering kali dipenuhi coretan yang terkesan sebagai tindak vandalisme. Terkadang kita merasa risih melewatinya karena gambar-gambar tertentu, tapi itu dulu.

Coretan pada tembok di Jl. Muli br Sebayang sebelum penataan, 2011 (Dokpri)
Coretan pada tembok di Jl. Muli br Sebayang sebelum penataan, 2011 (Dokpri)

Coretan pada tembok di Jl. Muli br Sebayang sebelum penataan, 2011 (Dokpri)
Coretan pada tembok di Jl. Muli br Sebayang sebelum penataan, 2011 (Dokpri)
Saya menawarkan ide kepada teman-teman di kantor untuk mengajak anak-anak punk yang sering mangkal di sana agar ikut mengambil bagian memberikan dukungannya bagi kelurahan kami dalam lomba ini. Oleh karena saya adalah personil yang paling muda di kantor, maka tugas untuk mengkomunikasikan rencana ini kepada mereka menjadi bagian saya.

Saya berencana membuat kreasi mural pada dinding bangunan di ruas jalan ini bersama para pemuda itu. Saya yakin hal itu akan berhasil berbekal 3 (tiga) pertimbangan berikut ini.

1. Pada dasarnya setiap orang butuh perhatian

Cap berandalan kepada seseorang hanya karena penampilannya bisa menjadi sebuah hukuman kejam yang salah sasaran. Sayangnya, kejahatan dan kebaikan sering kali lebih dipengaruhi dan ditentukan oleh pembentukan persepsi di masyarakat. Penampilan sering kali menjadi yang pertama dan terutama.

Dalam persepsi orang banyak, anak-anak muda yang berpakaian lusuh dan sepertinya jarang mandi, apalagi hidup menggelandang akan lebih mudah diasosiasikan sebagai berandalan ketimbang anak-anak yang membutuhkan perhatian. Bisa jadi mereka adalah anak-anak yang haus akan perhatian dan kasih sayang keluarga. Lagi pula, kenyataan sering kali kejahatan justru bersembunyi dalam penampilan manis yang menipu.

Bukankah ketiadaan sering kali menjadi pemicu seseorang mencuri? Ketiadaan perhatian menjadi pemicu seseorang mencuri perhatian, apa saja yang penting bisa mencuri perhatian.

2. Pada dasarnya setiap orang menghargai hasil karyanya

Menjadi pribadi yang unik dalam suatu komunitas bisa saja menyebabkan seseorang terjebak dalam anggapan umum sebagai perusak tatanan dan keseimbangan. Keunikan terkadang sukar dipahami, untuk itu semua hal tentang keunikan rentan dianggap tidak ada atau bahkan disingkirkan.

Menjadi ironis manakala setiap kali pemerintah atau siapa pun yang sedang merasa membangun sesuatu mendapatkan hasil karyanya dirusak oleh pengganggu yang usil dan nakal. Misalnya saja coretan di dinding sebuah rumah yang baru saja dicat oleh pemiliknya. Atau bisa juga pegangan kursi taman yang copot padahal terbuat dari besi dan baru dua bulan terpasang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun