Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Richard Jewell", Balada Pencari Keadilan di Muka Kuasa dan Kebuasan Media

31 Juli 2021   02:12 Diperbarui: 31 Juli 2021   02:50 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Richard Jewell, sumber: screenrant.com

Apakah pembelaan terbaik bagi kepolosan seorang calon tersangka yang telah salah dituduh di depan wajah hukum yang tegas dan rumit itu?

Seringkali hanya tersisa tetesan air mata orang tua, perasaan sesak karena lelah disudutkan oleh opini publik yang dibentuk media yang kejam, dan mungkin sedikit doa.

Semua hal ini menjadi amunisi yang akhirnya meledak di meja penyelidikan. Sebelumnya, atas saran Watson, ibunda Richard juga membuat sebuah pengakuan dan pembelaan di hadapan media, bahwa anaknya tidak bersalah.

Ibunya bahkan memohon kepada presiden Amerika di hadapan media untuk membebaskan hidupnya dan anaknya dari situasi yang disebutnya telah menjadi semakin terasa kering, sejak anaknya salah dituduh oleh aparatur negara.

Delapan puluh delapan hari sejak penyelidikan pertama itu, agen Shaw kemudian datang menyerahkan surat penghentian penyelidikan kepada Watson dan Richard. Dia dinyatakan bebas, sebab tidak ada cukup bukti yang mengarah kepada Richard sebagai pelakunya.

Kemudian, 6 tahun setelah kejadian itu, Richard benar-benar menjadi seorang petugas kepolisian. Watson datang menjumpainya, dan mengatakan bahwa aparat keamanan akhirnya berhasil menangkap pelaku pengeboman itu, bernama Rudolf.

Begitulah, bila lencana yang menjadi simbol representasi kekuasaan negara berada di tangan aparat yang seringkali takpeduli dan tidak berperasaan, ia bisa menjadi sangat kejam bagi mereka yang hanya terjebak, dijebak, yang bahkan tak mengerti apa yang sedang terjadi.

Lebih buruk lagi, saat institusi yang begitu dibanggakan bahkan tidak peduli kepada mereka yang menaruh harapan terlalu tinggi kepadanya. Dan menjadi semakin mengerikan mana kala keburukan itu berselingkuh habis-habisan dengan media yang hanya mementingkan syahwat ekonomi dan ketenaran semata.

Richard meninggal dalam usia 44 tahun karena diabetes. Watson dan Nadya, asistennya, menikah dan dikaruniai dua orang putra. Setiap hari Sabtu, Bobi Jewell, ibunda Richrad, mengasuh kedua anak Watson.

Ada sebuah ungkapan yang terasa sangat menyakitkan tapi terkadang benar adanya di tengah dialog, ketika awalnya Nadya memberitahu Watson bahwa Richard menghubunginya dan meminta tolong dari kantor FBI. "Di tempat kami, ketika pemerintah mengatakan seseorang bersalah, maka orang itu mungkin tak bersalah," kata Nadya.

Benarlah kata Watson ketika Richard pamit pada hari terakhirnya bekerja di firma hukumnya karena mendapatkan pekerjaan baru sebagai satpam di sebuah kampus. "Jangan menjadi brengsek setelah engkau mendapatkan lencanamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun