Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Richard Jewell", Balada Pencari Keadilan di Muka Kuasa dan Kebuasan Media

31 Juli 2021   02:12 Diperbarui: 31 Juli 2021   02:50 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Richard Jewell, sumber: screenrant.com

Ransel itu tak sengaja ia temukan saat ia menegur serombongan pemuda yang minum minuman keras di sekitar lokasi. Ternyata ransel itu berisi bom pipa.

Atas ketanggapan Richard, korban yang jatuh ketika bom meledak bisa diminimalisir. Richard pun segera menjadi buah bibir mengisi ruang berbagai media, dan dipandang sebagai pahlawan lokal.

Namun, sebagian pihak yang pernah mengenal Richard sebagai pria gemuk yang polosan, bahkan mengolok-olok dirinya sebagai seseorang yang selalu merasa diri sebagai "aparat penegak hukum yang profesional". Mereka menaruh curiga kalau sebenarnya Richard adalah pelaku tunggal pengeboman ini, ia hanya ingin dikenal sebagai pahlawan.

Dalil mereka bahwa seseorang yang terlalu tergila-gila dengan dunia militer hingga merasa dirinya sebagai seorang petugas resmi yang berwenang, berpeluang untuk bertindak sebagai seorang pelaku peledakkan bom.

Pendapat ini tiba-tiba mengubah kondisi Richard dari sebelumnya dielukan sebagai pahlawan menjadi tertuduh, sebagai penjahat. Apalagi yang bisa membuat isu seperti ini segera membesar dan viral?

Taklain adalah perselingkuhan erat dari "aparat penegak hukum yang merasa paling tahu segala hal" dan "media yang merasa paling benar dalam segala hal". Seorang agen federal bernama Shaw dan seorang jurnis gila headline bernama Kathy menjadi biang kerok mimpi buruk Richard dan ibunya, Bobi Jewell.

Mengingat pengalamannya di firma hukum dulu, Richard langsung terpikir untuk meminta Watson menjadi pengacaranya. Bagi Richard rupanya Watson adalah satu-satunya manusia yang mampu memandangnya sebagai manusia apa adanya, bukannya mengolok-oloknya.

Mereka berjuang menyingkap fakta di balik tuduhan salah alamat dari aparat penegak hukum dan pemberitaan menyesatkan dari pekerja media yang kejam dan hanya mementingkan oplah dan rating. Richard pada akhirnya berhasil, setelah menempuh jalan panjang dan tentu saja atas bantuan Watson.

Kata Richard, sebuah institusi hukum yang dulu menjadi impian terbesarnya untuk dia bisa ikut menjadi bagiannya, kini sudah menjadi hal yang meragukan baginya. Bagaimana dia sebagai seorang petugas keamanan yang sedang bertugas, melihat dan melaporkan hal yang mencurigakan kemudian berbalik menjadikannya sebagai tertuduh?

Mungkin tidak akan ada lagi petugas keamanan yang mau melaporkan hal yang sama dikemudian hari, karena mereka tidak mau berakhir menjadi sama seperti dirinya. Hal itu dikemukakannya pada hari ketika dimulainya penyelidikan atas dirinya di kantor FBI.

Tentu saja Watson sebagai pemgacaranya memintanya untuk tidak banyak bicara, dan tidak berimprovisasi mana kala mendapatkan pertanyaan menjebak yang tidak dapat ia jawab. Mejadi ironis rasanya, demi pembuktian hukum, seorang penegak hukum terkadang juga tampak lihai menjebak calon tersangka. Entah dia pelakunya atau bukan, penyelidikan itu seringkali berakhir membingungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun