Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghidupi Makna Peribahasa dan 5 Ungkapan tentang Bunga di Tepi Jalan Desa Raya

11 Juni 2021   01:00 Diperbarui: 11 Juni 2021   08:58 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Bunga di Tepi Jalan Desa Raya, Berastagi, Tanah Karo| Dokpri

Perlu untuk saling mendukung menjaga mimpi itu tetap tumbuh, berkembang, dan berbuah manis. Ya, pariwisata adalah jenis budi daya sumber daya yang tidak ada habisnya, bila dikelola dengan baik.

 

4. Orang mati menerima lebih banyak bunga daripada orang hidup karena penyesalan lebih kuat daripada rasa syukur. (Anne Frank)

Nyatakan dengan bunga. Itu adalah sebuah ungkapan yang juga sudah sangat umum kita dengar. Namun, menjadi ironis saat kita lebih merayakan kedukaan kita dengan penuh warna, dari pada mencerahkan masa hidup kita yang singkat.

Sebenarnya tidak harus menunggu ada acara duka cita baru kita membeli banyak bunga dan menghantarkannya ke pusara. Mengapa tidak, bunga menjadi keseharian kita dalam mensyukuri waktu hidup yang singkat? Bukankan warna dalam bunga bisa membikin hidup lebih hidup? Perlu juga kita pikirkan sebelum menyesal.

Menanam bunga krisan di pekarangan rumah|Dokpri
Menanam bunga krisan di pekarangan rumah|Dokpri

5. Jika kami bunga, engkau adalah tembok, tapi di tubuh tembok itu telah kami sebar biji-biji. Suatu saat kami akan tumbuh bersama dengan keyakinan. (Wiji Thukul)

Meskipun banyak tantangan dan hambatan, termasuk dalam budi daya bunga, tapi rasa seperti dalam larik puisi Wiji Thukul ini bisa menjadi pemantik semangat untuk kita tetap bisa mengelola harapan.

Hari ini kita bisa susah, tapi tetap semangat, siapa tahu besok hari akan lebih cerah. Harapan akan masa depan bukan tentang seperti apa kita kelihatannya hari ini, melainkan tentang meyakini menjadi apa kita nanti.

Kalau kita punya banyak "mengapa" untuk hidup, buat apa "bagaimana"?

Rujukan: 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun