Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya yang Kembali Menyayur dan Belajar Serius Menulis sejak Karantina Mandiri

21 Maret 2020   23:01 Diperbarui: 21 Maret 2020   23:54 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan-bahan memasak sayur (dok. pribadi)

Setidaknya, mulai sejak Jumat, 13/03/2020, tidak lama setelah teguran Badan Kesehatan Dunia (WHO) disampaikan kepada presiden RI terkait penanganan Corona agar dilakukan dengan lebih serius, maka tampak beberapa Kementerian/ Lembaga/ dan instansi pemerintah daerah pun mulai semakin meningkatkan kebijakan pencegahan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, walaupun masih tampak beragam di setiap daerah.

Namun, di samping kebijakan pemerintah, adalah sangat penting bagi masyarakat sendiri untuk meningkatkan kewaspadaannya. Bukan dalam rangka melakukan pemborongan tidak terkendali atas bahan-bahan kebutuhan pokok, tapi perlu untuk keluarga-keluarga melengkapi beras, telur, mie instan, misalnya, yang bisa bertahan lama, setidaknya hingga akhir Maret atau pertengahan April, untuk mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk.

Tanpa mau menutup mata atas realitas yang ada, bukankah beras dan sembako pun berpotensi menjadi langka, sebagaimana halnya masker dan hand sanitizer yang sudah lebih dahulu langka sejak beberapa waktu yang lalu. Kalau pun ada harganya sangat mahal.

Bila masyarakat mau membuat hand sanitizer sendiri pun bahan-bahannya sudah mulai susah dan mahal untuk didapatkan. Masyarakat juga sudah semakin pintar, diam-diam atau terang-terangan, pencarian terhadap alkohol juga sudah semakin marak.

Orang-orang pun semakin paham dan mengetahui dari berbagai sumber tentang alkohol dengan kadar tertentu yang dikatakan cukup efektif dipakai untuk membersihkan dan membunuh virus. Di beberapa tempat, alkohol sudah seharga Rp. 60.000/liter, padahal sebelumnya harga rata-ratanya sekitar Rp. 33.000/liter. Namun, bahkan yang mahal pun sudah habis.

Sebagai masyarakat dan warga negara tentu kita mengharapkan yang terbaik bagi negara dan masyarakat kita. Tapi seandainya memburuk, pastilah setiap orang berharap agar setidaknya dia dan keluarganya terhindar dari mara bahaya dan musibah, dan karenanya mereka menyiapkan diri dan keluarganya.

Aku membayangkan, Wuhan-China, yang dalam jangka waktu singkat sejak ditemukannya pasien positif Corona yang meninggal dunia, langsung melakukan langkah agresif dengan menutup Wuhan, dan dengan ketat mewajibkan semua orang tinggal di rumah, dan Wuhan segera menjadi kota mati.

Tapi sebenarnya itu adalah karena disiplinnya warga dalam mengikuti petunjuk pemerintahnya. Itu pun butuh lebih kurang dua bulan, hingga didapatkan kabar tentang Wuhan yang sudah kembali pulih.

Apa yang kemudian saya (maaf) syukuri dari kebijakan karantina mandiri ini adalah, kami sekeluarga menjadi lebih banyak memiliki waktu bersama di rumah. Saya bahkan kembali suka memasak sendiri sayur untuk dimakan bersama di rumah.

Selain itu, saya menjadi berpikir untuk bisa menjadi lebih serius belajar menulis, meski kenyataannya agak berkurang juga produktivitas dalam menulis.

Memasak sayur (dok. pribadi)
Memasak sayur (dok. pribadi)
Begitulah semua hal yang bisa terjadi di alam, baik yang buatan atau alami, yang baik dan yang buruk, tanpa disadari akan menciptakan keseimbangan-keseimbangan baru. Ada yang kembali melakukan hal-hal yang telah lama ditinggalkan, ada juga yang melakukan hal-hal yang sama sekali tidak pernah terbayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun