Barangkali, pada masa kini ada makna tersirat dalam frasa Sigantang Sira, sebagai trade mark paten milik keluarga itu. Dia diniatkan menjadi garam yang memberi rasa sedap, mencegah pembusukan dan mengusir ular berbisa (kesan buruk) dalam sudut pandang pariwisata.
Bukankah, sebagian hal yang membentuk citra pariwisata adalah soal nilai dalam pelayanan transportasi dan akomodasi yang terintegrasi? Semoga demikian halnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!