Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Betul Kok! Ada Evolusi? Hmhmhm...

2 September 2019   15:16 Diperbarui: 3 September 2019   00:32 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Jeepers Creepers Sumber: https://en.wikipedia.org)

Pada Sabtu malam yang lalu, atau istilah lainnya malam minggu, saya terlibat dalam sebuah percakapan melalui Whatsapp bersama seorang pendeta. Suasana malam minggu menjadi terasa creepy, bukan dalam artian seram atau ngeri yang sebenarnya, misalnya yang berhubungan dengan cerita horor. Melainkan, mengerikan karena membahas soal evolusi dengan seorang pendeta senior pada malam minggu yang seharusnya santai dan waktu sudah menunjukkan pukul 23:15 wib.

Saya katakan kepada pak Pendeta: "Kalau menurut Gregor Mendel, belajar dari pengujian kacang polong yang bulat penuh dan kacang polong yang kisut, evolusi terbukti membuat generasi semakin baik setiap hari, Pak Pendeta."

Saya mau tampak sopan membahas soal evolusi ini dengan pak Pendeta, maka saya menambahkan: "Tapi Darwinpun pergi ke gereja juga kok Pak Pendeta. Meskipun akhirnya dia memang "terusir" dari kebaktian. Padahal dia sendiri sudah duduk meringkuk di pojokan gereja menghindari tatapan bermusuhan dari umat penentangnya yang hadir di kebaktian."

Entah catatan itu benar atau tidak, tapi saya pernah membaca catatan yang tertulis seperti itu di buku "Madilog" yang ditulis oleh Tan Malaka. Lagipula, masa sekarang memang bukan lagi seperti masa-masa di Inggris pada masa hidup Charles Darwin. Dan lagi, Gregor Mendel sendiri yang merupakan ilmuwan pemrakarsa ilmu genetika modern yang dikenal sebagai Hukum Mendel, merupakan juga seorang biarawan Augustinian.

Sebagai tambahan informasi, bahwa untuk mempelajari variasi tanaman, Mendel melakukan penelitian dengan menguji sekitar 29.000 kacang polong. Mendel menunjukkan bahwa warisan biologis gen tertentu dari sifat dalam tanaman kacang polong mengikuti pola-pola tertentu, walaupun makna mendalam dari karya Mendel ini tidak diakui sampai pergantian abad ke-20.

Lalu Pak Pendeta menjawab singkat: "Betul kok, Ada Evolusi!?" Ia menjawabnya singkat, tapi dengan nada tegas dan bertanya sekaligus.

Itu adalah malam minggu yang sedikit creepy. Membicarakan soal evolusi dengan seorang pendeta senior pada malam minggu yang seharusnya santai dan pada waktu yang sudah menunjukkan pukul 23:15 wib, itu seperti nongkrong di alun-alun kota, di mana ada sebuah truk seperti di Jeepers Creepers yang berkeliling mengitarinya dengan suara knalpot melengking serak yang dikemudikan oleh seorang pembunuh berdarah dingin.

Mengapa seram, misalnya soal makanan. Kalau terbukti bahwa evolusi ada, maka barangkali secara sosial dalam makna konotatif, evolusi itu jugalah yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam konsep memakan dan dimakan. Kalau dulu manusia sering saling bertanya menjelang jam makan siang misalnya, "Hari ini kita makan apa?" atau "Hari ini kita makan dimana?" maka secara rasa, manusia sekarang, sadar atau tidak, sudah bergerak ke pertanyaan "Hari ini siapa kita makan?"

Lebih mirisnya, seperti dalam Jeepers Creepers, film horor yang dirilis pada tahun 2001 itu, yang tampil dengan tag line "What's eating you?" Ya, manusia sekarang sadar atau tidak, ada yang saling bertanya di antara sesamanya: "Hari ini, siapa atau apa yang akan memakanmu?"

Pertanyaan itu seolah menyiratkan kesadaran bahwa manusia bukanlah makhluk super yang unggul dari semua makhluk lainnya di muka bumi. Ia rentan, setidaknya mempunyai kelemahan, sehingga ia pun merupakan mangsa dari makhluk lain yang sudah pasti lebih tangguh dari dirinya. Manusia hari ini diambang kecemasan akan dimakan oleh siapa atau apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun