Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketika Manusia Menyakiti Bumi Menuliskan Sepucuk Surat Kepada Matahari

26 Juni 2019   18:27 Diperbarui: 28 Juni 2019   14:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solar Maximum Mission, salah satu satelit yang diluncurkan Amerika Serikat untuk mempelajari Matahari (sumber: https://upload.wikimedia.org)

Misi eksplorasi Matahari yang paling terkenal adalah Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) yang dikembangkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerja sama dengan Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA) dan diluncurkan pada 12 Desember 1995. SOHO bertugas mengumpulkan data struktur internal, proses fisik yang terjadi, serta pengambilan gambar dan diagnosis spektroskopis Matahari. SOHO ditempatkan pada jarak 1,5 juta km dari Bumi dan masih beroperasi hingga sekarang.

Matahari juga berperan di berbagai kebudayaan dan kepercayaan

Hal ini dapat dilihat dari beberapa catatan berikut ini:

  • Ra (atau Re) dipuja sebagai Dewa Matahari sekaligus pencipta di kebudayaan Mesir Kuno. Pada hieroglif, Matahari digambarkan sebagai sebuah cakram. Ra menyimbolkan mata langit sehingga sering digambarkan sebagai cakram yang berada pada kepala burung falkon atau cakram bersayap. Dewa Ra dipercaya mengendarai kereta perang melintasi langit di siang hari. Dewa Ra juga digambarkan sebagai penjaga pharaoh atau Raja Mesir. Selain itu, Ra digambarkan sebagai dewa yang sudah tua dan tinggal di langit untuk mengawasi dunia.
  • Dalam mitologi India, Matahari disebut dengan nama Surya. Selain sebagai Matahari itu sendiri, Surya juga dikenal sebagai dewa Matahari. Kata surya berasal dari bahasa Sanskerta sur atau svar yang berarti bersinar. Surya digambarkan sebagai dewa yang memegang keseimbangan di muka Bumi. Penyembahan Matahari telah dilakukan oleh penganut kepercayaan Hindu selama ribuan tahun. Kini perayaan Matahari terbit masih dilangsungkan di pinggiran Sungai Gangga yang terletak di kota tersuci di India, kota Benares. Surya Namaskar atau penghormatan kepada Matahari adalah sebuah gerakan penting dalam yoga.
  • Helios adalah dewa Matahari kuno, saudara dari Selene (dewi bulan) dalam mitologi Yunani. Helios disebut juga sebagai Sol Invictus di kebudayaan Romawi. Selain itu, Helios juga merupakan sisi lain dari Apollo. Dikisahkan Helios adalah dewa yang bermahkotakan halo Matahari dan mengendarai kereta perang menuju ke angkasa. Helios adalah dewa yang bertanggung jawab memberikan cahaya ke surga dan Bumi dengan cara menambat Matahari di kereta yang dikendarainya.
  • Bangsa Inca menyembah dewa Matahari yang bernama Inti, sebagai dewa tertinggi. Dewa Inti dipercaya menganugerahkan peradaban Inca kepada anaknya, Manco Capac, yang juga merupakan raja bangsa Inca yang pertama. Bangsa Inca menyebut diri mereka sebagai anak-anak Matahari. Setiap tahun mereka memberikan persembahan hasil panen dalam jumlah besar untuk upacara-upacara yang berhubungan dengan penyembahan Matahari.
  • Dewa Matahari yang disembah oleh bangsa Maya adalah Kinich-ahau. Kinich-ahau adalah pemimpin bagian utara.
  • Suku Aztec menyembah Huitzilopochtli, yang merupakan dewa perang dan simbol Matahari. Setiap hari Huitzilopochtli dikisahkan menggunakan sinar Matahari untuk mengusir kegelapan dari langit, namun setiap malam dewa ini mati dan kegelapan datang kembali. Untuk memberi kekuatan pada dewa mereka, bangsa Aztec mempersembahkan jantung manusia setiap hari.
  • Shintoisme merupakan agama yang berinti pada penyembahan Dewi Matahari yang bernama Amaterasu masih terus bertahan di Jepang. Jepang memiliki julukan "Negara Matahari Terbit."

Dari beberapa pandangan di berbagai kebudayaan dan kepercayaan di atas, dapat diambil intisari pandangan manusia tentang Matahari yakni, bahwa Matahari adalah pencipta, penjaga, yang mengawasi, yang memegang keseimbangan, yang bertanggung jawab memberikan cahaya, yang menganugerahkan peradaban, pemimpin, dan yang mengusir kegelapan. Bahkan bangsa Inca menyebut diri mereka sebagai anak-anak matahari.

Jadi sebenarnya sudah sejak lama, manusia telah memiliki pandangan tersendiri dalam memandang dirinya dan hubungannya dengan alam, khususnya matahari. 

Pandangan-pandangan yang telah ada sejak zaman purba ini disajikan bukan dengan maksud untuk mencampuradukkan berbagai aliran kepercayaan, keyakinan dan keimanan, yang punya jalan pandangannya sendiri-sendiri dan bersifat dogmatis. Ini hanyalah sebuah penyajian metafora yang mengunakan kata-kata bukan dalam arti sesungguhnya, melainkan hanya sebagai kiasan berdasarkan persamaan dan perbandingan untuk menarik makna. 


Bagaimanapun, kepercayaan, keyakinan dan keimanan tetap harus menjadi sebuah pengalaman pribadi untuk dapat memberikan nilai bagi kehidupan seseorang.

Tulisan metafora ini adalah tentang bagaimana misteriusnya sosok seorang ayah dalam personifikasi matahari, baik dalam menunjukkan cintanya maupun untuk dicintai. Yang jelas dan mudah untuk dimengerti dalam kaitannya dengan kehidupan yang kita jalani sehari-hari hingga saat ini, bahwa Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan. Matahari juga memiliki banyak manfaat dan peran seperti:

  • Panas Matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi. Bumi juga menerima energi Matahari dalam jumlah yang pas untuk membuat air tetap berbentuk cair, yang mana merupakan salah satu penyokong kehidupan. Selain itu panas Matahari memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.
  • Cahaya Matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk melangsungkan fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan oksigen dan berperan sebagai sumber pangan bagi hewan dan manusia. Makhluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak Bumi dan batu bara sebagai sumber energi. Hal ini merupakan peran dari energi Matahari secara tidak langsung.
  • Pembangkit listrik tenaga Matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan. Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan menangkap cahaya Matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik. Panas yang ditangkap kemudian digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang akan dipakai untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Prinsip panel surya adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltaic yang terbuat dari silikon untuk menangkap sinar Matahari. Sel surya sudah banyak dipakai untuk kalkulator tenaga surya. Panel surya sudah banyak dipasang di atap bangunan dan rumah di daerah perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis.
  • Pergerakan rotasi Bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar Matahari dan ada yang tidak. Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang dan malam di Bumi. Sedangkan pergerak Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan terjadinya musim.
  • Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang bergerak atau berotasi mengelilinya. Keseluruhan sistem dapat berputar di luar angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi Matahari yang besar.

Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar Matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik (sumber: https://upload.wikimedia.org)
Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar Matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik (sumber: https://upload.wikimedia.org)
Lalu, seperti apa sosok bumi sebagai ibu?

Apa yang digambarkan oleh James Lovelock dalam publikasinya yang diterbitkan pada tahun 1979, dengan judul Gaia: A New Look at Life on Earth, menjelaskan tentang sebuah Apocalypse atau penyingkapan segera tentang bumi dan masa depannya. 

Menurutnya suasana abad ke-21 telah berkembang secara menyolok menjadi lebih apokaliptik dari petualangan-petualangannya sebelumnya. Secara singkat, gambaran Lovelock tentang bumi dan masa depannya itu mungkin bisa diibaratkan sebagai sebuah penyingkapan yang memicu kesedihan bagi yang merenunginya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun