Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mencegah Terorisme Ala Jack Harun

21 Juli 2020   17:00 Diperbarui: 21 Juli 2020   17:00 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan perempuan banyak dilibatkan dalam tindakan terorisme karena sangat diandalkan dalam loyalitas, kesetiaan dan kepatuhan dengan nuansa berbau agama (Antaranews.com, 18/6/2020).

Metode ceramah, diskusi, workshop, forum group diskusi, riset dan kajian radikalisme dan terorisme yang cukup masif bahkan hingga digelar operasi besar-besaran belum juga membuat kelompok ini mundur teratur. Memang upaya-upaya tersebut tidak bisa dianggap metode sapujagat atau panasea untuk memberangus kelompok teroris hingga akar-akarnya.

 Saat ini secara umum situasi relatif aman. Meski demikian, kesigapan harus terus kita tingkatkan karena potensi atas gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat itu selalu ada, khususnya dari tindak radikalisme, terorisme dan intoleransi maupun sel-selnya. Hal ini tentu menyalakan alarm kewaspadaan kita semua tentang masih eksisnya kelompok radikal dan pelaku teror.

Aspek-aspek pencegahan harus di-kuatkan. Artinya bagaimana kita bisa melakukan deradikalisasi secara efektif agar sel-sel jaringan ini tidak berkembang dan mati.  Apalagi paham ini telah secara nyata menebar ancaman, mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat serta membahayakan keutuhan NKRI.        

Bagi kita, membentengi anak milenial agar tidak mudah terpengaruh oleh paham ini adalah dengan intens melakukan proses-proses deradikalisasi. Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu melalui kegiatan spiritual dan kultural. Pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama secara benar menjadi benteng kuat mencegah berkembangnya paham ini.

Life Style Baru

Masak membunuh orang tidak berdosa dan tidak tahu apa-apa itu mau dibenarkan. Agama apapun pasti tidak pernah membenarkannya. Apalagi Islam, sebagai agama yang membawa rahmat dan kedamaian bagi semesta alam.

Kemudian dari aspek kultural, maka penting kita tanamkan kembali nilai-nilai luhur bangsa ini kepada anak-anak muda bangsa. Apa itu unggah-ungguh, tepo seliro, guyub rukun, yang selama ini makin jauh dari sikap dan tindakan anak-anak muda kita. 

Apa yang didapat dari ikut gerakan radikal dan terorisme? Tidak ada! Pada prinsipnya, untuk menangkal paham radikal, kita semua harus berpegang teguh pada 4 pilar kebangsaan. Sila-sila dalam Pancasila itu mesti dilaksanakan sungguh-sungguh.

Menarik apa yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menggandeng eksponen narapidana terorisme (napiter) Joko Triharmanto alias Jack Harun pada agenda sarasehan penguatan nilai-nilai kebangsaan di salah satu SMAN di Solo (12/2/2020). Jack berkisah awal mula hingga bisa bergabung dengan jaringan Noordin M. Dia adalah perakit bom, salah satunya untuk aksi Bom Bali kesatu, delapan belas tahun silam.

Akhirnya ia tertangkap dan rupanya proses hukuman yang dijalani, bisa perlahan-lahan melunakkan pemikirannya. Dia menyadari jika harus kembali ke masyarakat dan keluarga yang sangat dicintai dan mencintainya. Jack yang dulunya menolak ideologi Pancasila, akhirnya berikrar untuk kembali ke pangkuan NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun