Film yang masih hangat dalam masyarakat mengenai musuh bebuyutan Batman, Joker. Seorang pria dewasa dengan riasan badut, tidak mempunyai kekuatan apapun kecuali kepintarannya tapi sulit untuk dikalahkan. Senjata paling dikenal adalah kartu remi yang mempunyai sisi tajam serta racun -- racun buatannya.
Bisa dibilang film ini berbeda alur dari cerita superhero Batman. Ia dibuat atas dasar kekreatifitasan seseorang mengenai latar belakang Joker yang tidak pernah disandurkan. Joker dalam filmnya diilustrasikan sebagai orang baik yang kecewa dengan kehidupan keras sehingga lambat laun ia berubah menjadi jahat. Ditambah dengan penyakit jiwa yang mungkin juga hasil dari pergaulan sekitarnya yang tidak mendukung perkembangan mental.
Pesan yang disampaikan secara garis besar adalah orang jahat berasal dari orang baik yang diremehkan. Kepribadian seperti itu bukan suatu yang baru dalam dunia perfilman, banyak sekali peran jahat berubah dari orang tulus karena lingkungannya. Sebagai contohnya banyak karakter jahat dari anime Naruto yang dimasa lalunya seorang yang baik. karena beberapa trauma, masa lalu yang buruk atau pengucilan masyarakat mampu merubah sudut pandang karakter bahwa menjadi baik itu merugikan.
Sebenarnya film Joker sendiri seperti pelegalan untuk menjadi orang jahat. Tidak masalah untuk tidak baik jika "kamu" disudutkan masyarakat, jika selalu dihina, jika tidak pernah dihormati, jika dibuang dan masih banyak lagi. Toh, percuma selalu berbuat baik.
Ini  berbahaya, pasti banyak penonton yang belum bijaksana saat menonton film akan merasa menjadi jahat itu keren. Dia tidak akan diremehkan orang lain, akan ditakuti dan ia yang memegang kuasa atas orang lain. Berbeda dengan orang baik selalu ditindas dan diatur orang jahat.
Padahal banyak sekali teladan di dunia yang hidup dalam masyarakat "primitif" pada kebaikan, tidak menjadikan itu sebagai alasan untuk berubah. Contoh nyatanya adalah Rasulullah yang sabar menghadapi kaum Quraisy di Makkah dan kaum Yahudi di Madinah.
Selain itu, Joker juga memberi kita sugesti untuk tidak percaya bahwa semua kebaikan akan berbalik kepada kita dikemudian hari. Seperti yang telah diajarkan agama dan orang tua kita. Ini difaktori kehidupan sekuler dan kapitalis bangsa Barat.
Semoga kita tidak berpandangan sempit seperti Joker dan selalu menjadi baik meski tidak dihargai.