Mohon tunggu...
Temon Sujadi
Temon Sujadi Mohon Tunggu... -

seuntai mutiara nan maha luhur, sehatkan hati, segarkan ruhani, raih kehidupan imani. InsyAllah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Risiko Penularan Penyakit HIV/AIDS di Lokalisasi Argorejo Semarang

19 Maret 2019   20:00 Diperbarui: 20 Maret 2019   08:25 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: jateng.tribunnews.com

Oleh ; Nurul Fadlila - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Prodi Kebidanan S1-  Universitas Sultan Agung Semarang

Jika kita mendengar Lokalisasi, pasti dalam benak kita tertuju pada Pekerja Seks Komersial (PSK). Suatu hal yang sangat risih untuk dibahas di manapun. Apalagi untuk di teliti dan di publish. PSK merupakan salah satu bentuk penyimpangan seksual yang meliputi penukaran seksual dengan materi, dengan pola dorongan seks yang tidak wajar tanpa adanya kasih sayang, hal ini juga berlangsung begitu cepat sehingga tanpa mendapatkan orgasme dari masing-masing pihak (Purwoastuti and Walyani, 2014). 

Lokalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pembatasan pada suatu tempat. Namun di negara kita, lokalisasi diartikan sebagai tempat yang digunakan untuk kegiatan prostitusi atau tempat pengumpulan para PSK. salah satu lokalisasi didaerah jawa tengah yaitu Kawasan lokalisasi Argorejo Semarang, jika dilihat dari aktivitasnya termasuk dalam kategori lokalisasi terdaftar dan terorganisir. 

Lokalisasi terdaftar dan terorganisir, merupakan tempat kegiatan prostitusi yang diawasi oleh bagian Vice control dari kepolisian, serta dibantu dan bekerjasama dengan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan atau Dinas lain yang masih ada kaitanya dengan lokalisasi- prostitusi serta Lembaga Swadaya Masyarakat tertentu. 

Adanya lokalisasi tentu membawa berbagai macam konsekuensi salah satunya bahaya terkena HIV - Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu sistem kekebalan tubuh manusia diserang oleh sebuah virus, hal ini membuat tubuh manusia tidak mendapat perlindungan dari berbagai macam penyakit (Kepmenkes RI, 2017). 

Dampak lainnya bisa terkena Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yaitu sekumpulan dari berbagai macam gejala penyakit yang timbul, karena menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia karena HIV (Kepmenkes RI, 2017). 

Kasus HIV di Kota Semarang pada tahun 2017 meningkat, yaitu dalam range 8,6%. Data itu didapatkan dari laporan klinik Voluntary Counselling and Testing (VCT) di Kota Semarang, angka tersebut tidak dari masyarakat Kota Semarang saja. Di tahun 2017, kasus HIV di Kota Semarang ada kasus sebanyak 198 orang, dan 33 orang pada fase AIDS (Dinkes Semarang, 2017). Maka para PSK menjadi suatu kelompok yang mempunyai risiko tertinggi terhadap terjadinya HIV/AIDS. 

Di Asia yang terkena HIV/AIDS antara 0,2% sampai 2,6%, 0,4% sampai 4,3% di Afrika, dan 0,2% hingga 7,4% di Amerika Latin (Pitpitan et al., 2014).

Dari penelitian (Auli et al., 2015), di Kota Raval Barcelona penyebab terbesar munculnya PSK yaitu dipicu oleh kondisi sosial ekonomi yang buruk, faktor lainnya karena mereka merupakan penghuni tidak resmi atau ilegal, mereka hanya menjajakan seks untuk bisa bertahan hidup. Kondisi para PSK yang sedemikian mempengaruhi terjadinya risiko tinggi terdampak HIV. 

Salah satu pencegahan yang paling mudah dilakukan adalah dengan penggunaan kondom, kondom digunakan sebagai tindakan pencegahan yang utama. meskipun ini dirasa belum cukup untuk menuntaskan penularan penyebaran HIV, Mirisnya yg harus kita garis bawahi bersama ternyata mereka tidak menganggap diri mereka sebagai faktor dalam penyebaran HIV/AIDS,sungguh berbahaya bukan. 

Nah, untuk mengantisipasi akan hal ini dilokalisasi Argorejo Semarang diadakan screening berkala untuk para PSK. Di mana setiap PSK diwajibkan screening 1 bulan sekali di Resos. namun diKarenakan jumlah PSK nya ratusan maka dilakukan upaya screening 3 kali seminggu. Dengan kerja sama Dinas Kesehatan Kota Semarang, dalam hal ini tenaga kesehatan yang ditugaskan untuk melakukan screening adalah dari nakes Puskesmas Lebdosari. 

Kendala dilapangan kerap saja terjadi seperti penuturan salah satu nakes tersebut, yang melakukan screening hanya orang-orang itu saja. Entah apa sebabnya sebagian dari mereka enggan untuk melakukan screening secara berkala. Padahal sudah di fasilitasi dari pemerintah daerah untuk melakukan itu. 

Tujuan Pemerintah melakukan screening di Lokalisasi Argorejo yaitu untuk mengontrol serta mengetahui ada tidaknya kasus baru Infeksi Menular Seksual, salah satunya HIV/AIDS di tempat tersebut. Supaya jika terdapat temuan kasus HIV/AIDS bisa langsung  tertangani dengan baik. Cuma masalahnya, jika sebagian besar dari mereka enggan untuk memakai kondom ketika ada pelanggan datang maka hal itu yang membuat mereka sangat rentan  tinggi berisiko untuk terkena IMS salah satunya HIV/AIDS. 

Hot issue yang beredar tahun 2019 Lokalisasi Argorejo akan ditutup pemerintah, tetapi sampai saat ini pun belum terealisasi entah apa faktornya sehingga hal itu sulit untuk direalisasikan mungkin Karena banyak pihak yang Pro-kontra dengan keputusan tersebut, atau bisa jadi adanya faktor kepentingan.

HIV/AIDS merupakan penyakit yang belum ada obatnya, hanya saja bisa sedikit dibantu pencegahan nya menggunakan obat Anti Retroviral (ARV) untuk mengendalikan pertumbuhan virus dalam tubuh manusia yg terkena virus HIV. 

Kabar tidak baiknya penggunaan Pencegahan cara ini, obatnya harus diminum seumur hidup. Padahal sebagai manusia biasa pasti ada rasa bosan melakukan segala sesuatu secara rutin,salah satunya termasuk minum obat. Oleh karena itu ada beberapa pihak yang secara khusus ditugaskan untuk memantau para Orang dengan HIV AIDS (ODHA) dalam meminum obat. 

Tentunya untuk ODHA yang terdata serta ketahuan di mana tempat tinggalnya, masalahnya ada saja para ODHA yang tidak terdata bahkan tidak diketahui keberadaannya, sehingga tidak bisa dipantau minum obatnya serta pencegahan penularan HIV/AIDS ke orang lain, ini yang berbahaya dan perlu dilakukan penanganan khusus. 

Harapan terbesar para PSK yang terkena HIV/AIDS dapat dipantau dengan cara dilakukan screening secara berkala terlebih diarea lokalisasi Argorejo semarang, harapan baiknya juga pemerintah Kota semarang segera menutup area lokalisasi ini sehingga penyebaran penyakit menular berbahaya dapat seminimal mungkin dicegah penyebarannya. Apalagi sebagai orang beriman, tentu lokalisasi seperti ini memang seharusnya ditutup, semoga Segera terwujud.

Nurul Fadlila
Fakultas Kedokteran
Unisula-Semarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun