Pendidikan Rakyat dan Sentuhan Pemimpin: Harapan Baru dari SRMA Margaguna

Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) Margaguna, Jakarta Selatan, pada 11 September 2025, menghadirkan suasana haru dan penuh kebahagiaan. Bagi para siswa-siswi, momen itu bukan sekadar seremoni, melainkan pengalaman hidup yang akan terus mereka kenang. Dari wajah-wajah polos yang tersenyum bangga, hingga doa tulus yang mereka panjatkan, terlihat betapa hadirnya Sekolah Rakyat telah memberi arti nyata bagi anak-anak bangsa.

Raffan Nur Aprillian, salah seorang siswa, menceritakan betapa terharunya ketika Presiden menyapanya langsung. Sementara Juanita Hamidah dengan penuh semangat menyampaikan rasa syukur karena bisa menari di hadapan Presiden dan akhirnya mewujudkan impian lama berfoto bersama Kepala Negara. Kisah-kisah kecil ini mencerminkan kedekatan pemimpin dengan rakyatnya, sebuah hal yang sering dirindukan dalam hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Namun yang lebih penting, kunjungan ini juga mengukuhkan arah baru pendidikan Indonesia. Presiden Prabowo menegaskan bahwa teknologi menjadi jembatan untuk pemerataan akses belajar. Program distribusi smart digital screen yang ditargetkan menjangkau 330 ribu sekolah adalah langkah strategis. Dengan fasilitas itu, siswa di kota maupun pelosok desa bisa belajar dari guru terbaik, mengulang materi melalui gawai pribadi, dan menikmati pembelajaran interaktif tanpa terbatas ruang dan jarak.

Di SRMA Margaguna, para siswa sudah merasakan manfaat nyata pendidikan yang inklusif: fasilitas yang nyaman, lingkungan yang mendukung, hingga akses gizi yang baik. Bagi mereka, Sekolah Rakyat bukan hanya sekolah, tetapi rumah kedua yang memberi kesempatan untuk tumbuh. Dari sinilah terlihat bahwa konsep pendidikan rakyat bukan sekadar wacana, melainkan solusi yang berjalan.

Pendidikan adalah tentang membuka kesempatan, menghadirkan keadilan, dan memberi sentuhan kemanusiaan. Presiden Prabowo, dengan visi dan program nyatanya, sedang membuktikan bahwa negara hadir di tengah rakyat kecil. Dari Margaguna, kita belajar bahwa harapan baru bagi pendidikan Indonesia bukan hanya mungkin, tetapi kini sedang diwujudkan.