Mohon tunggu...
Temonsky
Temonsky Mohon Tunggu... Orang Senang

Semua hal-hal baik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Insting Geopolitik Presiden Prabowo Terbukti Tajam, Pilih Rusia di Tengah Gejolak G7

20 Juni 2025   11:22 Diperbarui: 20 Juni 2025   11:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompasiana.com/temoninthesky0927/dashboard/write

Langkah Presiden Prabowo Subianto untuk lebih memilih melakukan kunjungan resmi ke Rusia dibanding menghadiri KTT G7 di Kanada patut diapresiasi sebagai wujud kepemimpinan yang mengedepankan insting strategis dan keberpihakan pada kepentingan nasional Indonesia. Di tengah dinamika global yang semakin kompleks dan penuh ketegangan, terutama antara negara-negara besar, Prabowo menunjukkan kebijakan luar negeri yang berani, cermat, dan tidak terjebak dalam arus kepentingan blok politik tertentu.

Saat para pemimpin G7 mengeluarkan pernyataan keras yang cenderung berpihak sepihak pada Israel dan menyudutkan Iran bahkan ketika situasi di Gaza terus menelan ribuan korban sipil Prabowo memilih jalur berbeda: diplomasi seimbang dan kemitraan strategis dengan kekuatan alternatif dunia, Rusia.

Keputusan ini bukan tanpa dasar. Rusia, meskipun dikucilkan oleh negara-negara Barat sejak aneksasi Krimea dan perang di Ukraina, tetap memainkan peran sentral dalam geopolitik global termasuk di kawasan Timur Tengah. Kunjungan Prabowo ke Moskow menunjukkan bahwa Indonesia tidak mengikuti politik luar negeri yang dikendalikan oleh opini barat, melainkan menjalankan politik bebas aktif yang benar-benar mandiri.

Lebih jauh lagi, Prabowo memahami bahwa kebutuhan Indonesia hari ini adalah memperkuat kerja sama strategis dan ekonomi dengan semua pihak, tanpa harus terseret dalam eskalasi konflik yang bukan kepentingan langsung Indonesia. Rusia adalah mitra penting dalam pertahanan, pangan, dan energi sektor-sektor yang kini menjadi prioritas nasional.

Insting Presiden Prabowo juga terbukti tepat saat melihat bahwa forum G7 kerap menjadi panggung retorika politik negara-negara maju yang sering tidak selaras dengan realitas dan kebutuhan negara-negara berkembang. Ketidakhadiran Prabowo dari KTT G7 bukan bentuk pengabaian, melainkan sinyal kuat bahwa Indonesia ingin menjadi suara independen di tengah polarisasi global suara yang mampu menjembatani blok-blok besar dunia.

Ke depan, keputusan ini diharapkan membuka lebih banyak ruang dialog antara Indonesia dan kekuatan non-Barat seperti Rusia, China, dan negara-negara Global South lainnya. Bukan untuk menentang G7, tetapi untuk menunjukkan bahwa dunia multipolar memerlukan lebih banyak jembatan, bukan sekat.

Presiden Prabowo telah menunjukkan bahwa diplomasi tak melulu soal kehadiran di forum-forum elite global, tetapi soal kejelian membaca arah dunia dan menempatkan Indonesia di posisi yang menguntungkan secara jangka panjang.

Sikap ini patut diapresiasi sebagai bukti bahwa Indonesia berada di tangan seorang pemimpin dengan insting geopolitik yang tajam dan keberanian untuk bersikap berbeda demi kepentingan rakyatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun