Mohon tunggu...
Temmy Megananda
Temmy Megananda Mohon Tunggu... Administrasi - masyarakat milenial bandung

Manusia biasa yang suka JKT48

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah Kaprah Mengenai "Open Minded"

1 Agustus 2020   13:25 Diperbarui: 8 Juni 2021   12:38 5483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "open minded" menurut Yusronhakiki

Netizen tentu pernah melihat gambar mengenai ciri-ciri orang open minded. Ada beberapa hal yang justru tidak sesuai dengan pengertian dasar mengenai apa itu Open Minded.

Open minded sendiri sering disalah artikan menjadi mereka yang menerima bahkan mendukung gerakan-gerakan kebebasan khas barat. Padahal sama sekali bukan seperti itu.

Open Minded sendiri artinya sangat simple, yaitu berpikiran terbuka. Terbuka dalam arti mampu untuk menerima hal-hal yang bertentangan dengan pendapat yang kita yakini. Menerima bukan berarti menyetujui atau bahkan mendukung. Menerima adalah sikap legowo dan mampu untuk menahan ego sendiri.

Dalam gambar karya yusronhakiki yang disebarkan oleh beberapa netizen di social media, terdapat sejumlah keterangan yang menuliskan bahwa ciri-ciri Open Minded itu adalah menjadi seorang feminazi hingga mereka yang sering berbahasa inggris. Berikut kami jabarkan beberapa kesalahan serta penjelasannya.

Feminazi

Feminazi merupakan istilah yang saat ini sering disebut-sebut di berbagai social media terkait mereka-mereka yang menjunjung tinggi kesetaraan gender dalam tingkat yang sangat ekstrim. Mereka sangat anti patriarki namun justru menciptakan sikap yang justru kebalikan dari patriarki aias wanita berada diatas segalanya. Hal ini justru sangat amat bertentangan dengan prisip pemikiran yang terbuka. Apabila dia seorang yang open minded, tidak mungkin ia memaksakan kehendak yang justru terlihat arogan.

Baca juga: Milenial: Harus Banget Jadi Open Minded, nih?

Main Twitter

Cukup aneh mengaitkan pemikiran terbuka dengan media social Twitter. Twitter hanyalah media social biasa pada umumnya. Hanya saja, penggunanya terkadang lebih bebas dan ekspresif menyampaikan pendapat ketimbang media social lainnya.

Hal ini sepertinya yang dilihat oleh si pembuat gambar dan menyimpulkan bahwa orang yang main twitter karena dia ekspresif, pasti open minded. Padahal tidak juga. Sama seperti media social lainnya, di Twitter juga terdapat banyak sekali jenis orang dan beragam pula jalan pikirannya. Tak semuanya mampu menerima pendapat dari orang lain. Sering juga terjadi Twit-war akibat perbedaan pendapat.

Benci agama sendiri

Ini justru salah satu opini yang justru dapat membuat kesalah pahaman. Mungkin si pembuat gambar mengambil kesimpulan dari beberapa pemuka agama yang pendapatnya tidak sejalan dengan beberapa netizen, khusus nya saat masa kampanye dan pemilihan umum beberapa waktu lalu, terdapat begitu banyak perbedaan pendapat meskipun agak tercium bau-bau politik di dalamnya. Tentu hal itu tak bisa dijadikan alasan bahwa setiap yang menentang pemuka agama adalah open minded. Perlu diingat bahwa aturan dasar menjadi seseorang yang memiliki pemikiran terbuka adalah menerima pendapat yang dia anggap salah. Sudah tentu mereka bukanlah orang yang berpikiran terbuka.

Pro LGBT

Topik mengenai LGBT sangat panas apabila dibicarakan di negeri kita tercinta ini. Hampir setiap kalangan dari berbagai kelompok dan agama menolak dengan keras LGBT. Lantas apabila ada yang mendukung, dianggap melanggar karena berbeda pendapat dari orang kebanyakan. Tentu hal ini tak bisa kita jadikan alasan untuk menyimpulkan bahwa dia yang berbeda adalah "open minded". 

Apabila orang tersebut tidak menentang dan bersuara kontra bukan berarti menyetujui dan mengiyakan. Seseorang yang pro LGBT dan "open minded" di Indonesia pun harusnya bisa menerima keadaan dan legowo akan tidak diterimanya pendapatnya oleh masyarakat kebanyakan. Jadi, menjadi open minded tak harus mendukung LGBT, cukup untuk mengerti saja dan tidak melakukan diskriminasi.

Baca juga: Open-Minded Vs Closed-Minded: Tak Melulu Soal Hal-hal yang Berseberangan dengan Norma dan Agama

Minum Alkohol

Mungkin ini adalah hal paling ngawur dan tidak ada kaitannya sama sekai dengan cara berpikir seseorang. Entah si pembuat gambar mendapat pengertian dari mana mengenai ha ini. Karena justru orang yang sering minum dan mabuk selalu berkonotasi negatif.

Pendukung partai PSI

Selain minum alkohol, pendukung partai PSI juga menjadi alsan yang ngawur sekali. PSI merupakan partai yang berkompetisi di pemilu lalu. Partai besutan Grace Natalie ini memang identic dengan pemikirannya yang muda dan berbeda dari partai politik kebanyakan. Banyak juga yang mengkaitkan pemikiran pendukung partai PSI adalah mereka yang berpikiran terbuka. Sebenarnya, tidak juga. Apapun pilihan partai politiknya bukan berarti kita tak bisa memiliki pemikiran yang terbuka. Siapapun, darimanapun, bisa.

Dengerin lagu merah-merah

Lagu merah-merah bukan lagu lagu pki, komunis, atau lagu dari soviet. Melainkan lagu dari grup band Feast yang ebrjudul peradaban. Lagu Peradaban bergenre Indie yang biasanya terkenal dengan kata-kata yang puitis dan berbeda dari lagu kebanyakan. Tentu pilihan genre dan jenis music tidak bisa sama sekali mencerinkan seseorang memiliki pikiran yang terbuka atau tidak.

Edgy

Selain music, pemilihan gaya berbusana juga dianggap mencerminkan cara berpikir seseorang padahal tidak ada sama sekali sangkut pautnya berpikir terbuka dengan gaya berbusana. Pilihan Edgy atau gaya apapun itu sangat pribadi. Tidak ada standard tertentu untuk menjadi open minded baik itu gaya, lagu, bahkan pilihan politik serta orientasi seksual.

Baca juga: Alasan Mengapa Kaum Open Minded Tampil Berbeda

Berbahasa inggris

Dari sekian banyak pendapat diatas, mungkin hanya ini yang dapat kita setujui. Kenapa demikian? Karena apabila kita sudah ada niat untuk belajar mengenai bahasa asing yang berbeda dari bahasa yang kita gunakan, sudah dapat dipastikan berarti kita akan menghadapi perbedaan-perbadaan yang ada. 

Semakin banyak bahasa yang kita pelajari, semakin terbuka juga pikiran kita mengenai perbedaan-perbedaan yang ada. Apalagi mempelajari bahasa adalah titik awal untuk mempelajari budayanya. Apabila kita sudah mengerti mengenai perbedaan bahasa, seharusnya kita juga bisa mengerti mengenai perbedaan budaya di setiap wilayah dan Negara.

Itu tadi beberapa ulasan mengenai pendapat tentang open minded yang seringkali disalah artikan. Pada dasarnya, menjadi open minded sangat sangat mudah, cukup mengerti, menerima, dan menurunkan ego. "Lalu bagaimana bila kita melihat seorang maling, apa kita juga harus mengerti akan perbuatannya?"

Tentu hal itu berbeda. Bila kita pastikan ha yang kontra dengan kita sudah melanggar dan merugikan orang lain, tentu kita harus berjuang untuk menegakkan kebenaran yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun